Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hidup Abadi karena Teknologi, Bagus Mana sama Semedi?

17 Maret 2021   06:23 Diperbarui: 17 Maret 2021   13:51 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup Abadi karena Teknologi, Bagus Mana sama Semedi? (sumber: iycoalition.org)

Si manusia tercerdas ini ternyata setuju dengan konsep para Futurulog. Dalam wawancaranya dengan The Guardian (21.09.2013), ia berkata bahwa;

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, jadi secara teoritis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati."

Kendati demikian, ia tidak terlalu setuju dengan konsep hidup abadi yang banyak berkembang. Menurutnya keabadian masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Ia mengungkapkan konsep konvensional tersebut sebagai cerita dongeng. Yang ia maksudkan di sini adalah konsep keabadian digital. Manusia tetap abadi, tapi tidak dengan tubuh biologisnya.

"Eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan." Kata Hawkings. 

Konsep ini sebenarnya mirip dengan hal yang ditawarkan oleh Dmitry Itskov seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Dampak Akibat Keabadian

Seiring waktu gagasan ini menjadi semakin menarik. Banyak peluang yang terasa masuk akal untuk mencapai keabadian ini. Namun, manusia lupa dengan esensi terpenting. Mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya?

Ini belum termasuk masalah yang mungkin timbul jika kematian tidak lagi berada. Masalah Kepadatan Penduduk

Kita akan menemukan jumlah penduduk yang semakin banyak. Usia diperpanjang, kelahiran akan terus ada. Bisa dibayangkan bagaimana sumber daya alam bumi terkuras?

Belum juga masalah ekonomi seperti ketersediaan lapangan kerja hingga kompetisi pasar. Dari sisi ekonomi lebih parah lagi. Rumah akan menjadi sangat mahal dan anak gadis Anda akan menikah dengan lelaki berusia 200 tahun!  

Selain itu, sebugar-bugarnya seseorang, mentalnya akan menjadi tua pada waktunya. Usia 60 tahun sepertinya sudah tidak berselera dengan K-Pop. Meskipun tubuhnya masih bugar. Musik The Rolling Stones akan tetap abadi, tapi tidak bagi mereka yang berusia 200 tahun. Mungkin mereka lebih menyukai musik gamelan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun