Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hidup Abadi karena Teknologi, Bagus Mana sama Semedi?

17 Maret 2021   06:23 Diperbarui: 17 Maret 2021   13:51 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup Abadi karena Teknologi, Bagus Mana sama Semedi? (sumber: iycoalition.org)

Ternyata Itskov bukan satu-satunya manusia yang percaya dengan konsep ini. Sejumlah nama keren lainnya seperti  Sergey Brin dan Larry Page (keduanya dari google), Aubrey de Gray (SENS) hingga pendiri Amazon Jeff Bezos yang tertarik berlomba dengan konsep ini.

Terapi Regeneratif ala Wolverine

Ian Pearson seorang futurolog asal Inggris meyampaikan pada The Sun bahwa hal yang paling masuk akal untuk mencapai usia yang panjang adalah melalui strategi Rekayasa Genetika. Tujuannya untuk mencegah atau meremajakan penuaan sel.

Ia juga memperkenalkan konsep alat perbaikan gen berbasis bakteri, CRISPR-Cas 9. Alat ini bisa berfungsi menggantikan sel-sel organ bagian dalam tubuh. Menurut Ian umur 95 tahun dengan kondisi tubuh berusia 23 tahun akan terasa menyenangkan.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan kemungkinan organ tubuh ini ditumbuhkan ulang dengan menggunakan stem-cells yang diatur dengan bantuan alat CRISPR-Cas 9. Mengingatkan kisah tokoh Wolverine dalam film serial X-men.

Teknologi Cyronics ala Kapten Amerika

Jasad dibekukan untuk dihidupkan kembali jauh di masa depan. Namanya Cyronics. Idenya dari Kapten Amerika yang masih muda meski telah berusia uzur. Perusahaan yang serius di teknologi ini bernama Cyronics Institute.

Meskipun belum ada hasil yang membuktikan, tapi beberapa orang telah mendaftarkan diri secara sukarela. Mereka ingin melihat masa depan seperti apa.

Fasilitator Cyronics memang menunggu para sukarelawan untuk meninggal dunia secara alami. Tapi, ada saja yang tidak sabar lagi. Tetap tidak diizinkan, salah satu klien bahkan nekat menembak kepalanya sendiri.

Sayangnya menurut pihak ilmuwan, sang calon pasien yang sudah menembak kepalanya sendiri tidak masuk dalam daftar yang bisa dihidupkan kembali. Teknologinya belum sampai ke situ.

Hidup di Dunia Maya ala Matrix

Di zaman modern ini istilah dunia maya sudah sangat umum. Fungsi sosial bahkan sudah diambil alih. Kalau dulu seseorang harus tergabung secara fisik, dunia maya mengizinkan seseorang tetap sendiri tanpa harus merasa sepi.

Bayangkan jika teknologi semakin canggih, percakapan di medsos sudah menjadi primitif. Kamu bisa langsung terkoneksi bersama kawan-kawanmu. Minum kopi di Paris sambil tetap rebahan di rumah.

Usia tidak lagi penghalang. Kamu bisa tetap tidur dalam bilik misteriusmu. Anak, cucu, hingga buyutmu bisa terkoneksi melalui sebuah alat. Mereka bisa melihatmu nyata di dunia virtual. Lantas apa bedanya dengan cenayang yang menghubungkan ruh kakek dengan kamu ya?

Pendapat Stephen Hawkings

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun