Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Muasal Angpao, Ternyata Awalnya dari Jimat Pengusir Setan

15 Februari 2021   06:20 Diperbarui: 15 Februari 2021   06:54 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sejarah angpao (sumber: iam-brunette.info)

Kisah itu dengan cepat menyebar ke seantero desa. Keharusan membungkus koin dengan kertas merah untuk melindungi anak-anak pun dimulai. Namun, seiring waktu berjalan, roh jahat tidak pernah muncul lagi. Tapi, tradisi ini terus berlanjut dan berganti makna.

Ilustrasi Sui Qian (sumber: en.people.cn)
Ilustrasi Sui Qian (sumber: en.people.cn)
Angpao menjadi simbol harapan dan keberuntungan bagi anak-anak. Untuk itu, maka beberapa aturan khusus harus dilakukan bila ingin makna angpao dirasakan. Rasa hormat harus terkandung pada usaha.

Beberapa aturan yang penulis catat adalah;

Pertama, jumlah uang tidak boleh bernilai ganjil, sebab ganjil identik dengan unsur "Yin" dalam Filsafat "Yin-yang" yang mewakili unsur alam baka atau orang yang sudah meninggal.

Kedua, jumlahnya atau lembaran uangnya tidak bisa berjumlah empat, karena sehubungan dengan lafal fonetik bahasa mandarin yang berarti "she," atau "shi" yang secara harafiah mirip dengan kata "mati."

Ketiga, angpao tidak bisa diberikan dalam suasana hati yang susah. Karena sebuah keberuntungan harusnya diberikan dengan kebahagiaan. Jangan pernah sesekali menggerutu atau memarahi sambil memberikan angpao.

Sebenanrnya jika diurut, masih banyak lagi aturan-aturan lain yang akhirnya membuat proses pemberian angpao itu menjadi semacam ritual kecil. Tapi, yang terpenting bagi penulis memberi dan menerima angapo adalah proses berbagi kebahagiaan.

Azmi Abubakar (sumber: geotimes.co.id)
Azmi Abubakar (sumber: geotimes.co.id)
Kini aturan pemberian angpao telah berasimilasi. Menurut Azmi Abubakar, pendiri Museum Pustaka Tionghoa, budaya angpao telah berasimiliasi seiring dengan datangnya orang-orang Tionghoa ke Indonesia.

Menurut Azmi, angpao yang diartikan sebagai doa dan harapan pemberi kepada penerimanya, sangat kental dengan tradisi imlek. Hal yang wajib dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya.

"Enggak sah kalau enggak berbarengan dengan pemberian angpao. Biasanya dari orangtua ke anak, atau untuk mereka yang jomlo, biar sejahtera dan cepat dapat jodoh, biar sehat dan segala macam," pungkas Azmi.

Azmi juga mengatakan bahwa tradisi angpao tidak jauh berbeda dengan tradisi Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, angpao juga dapat diberikan saat momen ulangtahun atau acara pernikahan. Lebih jauh lagi, ada juga yang memberikannya sebagai bonus kepada karyawan, atau apresiasi kepada sahabat yang telah berjasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun