Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gus Dur, Imlek, dan Semangat Kebangsaan Non Rasial

12 Februari 2021   07:51 Diperbarui: 12 Februari 2021   07:52 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gus Dur, Imlek, dan Semangat Kebangsaan Non Rasial (sumber: daerah.sindonews.com)

Sekilas tidak ada yang terlihat aneh di gedung Perkumpulan Sosial Boen Hiang Tong (Rasa Dharma) yang terletak di Gang Pinggir, Kawasan Pecinan Semarang.

Di dalam gedung yang juga menjadi Rumah Abu tersebut, terdapat banyak Sinci (papan arwah). Sinci adalah bentuk penghormatan kepada para leluhur oleh warga keturunan Tionghoa.

Namun, jika diperhatikan baik-baik, ada yang berbeda. Sebuah papan Sinci dengan nama K.H. Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4 berada di sana. Bentuknya berbeda dan letaknya di tengah-tengah Sinci lainnya, sehingga sangat mudah terlihat.

Haryanto Halim, ketua altar Rasa Dhamma, Semarang, menjelaskan bahwa adanya Papan Sinci Gus Dur karena beliau sangat dihormati di kalangan Tionghoa di Indonesia. Beliau telah melindungi minoritas, memberikan kebebasan, sehingga Papan Sinci dibuat sebagai wujud penghormatan.

"Karena ini langka. Ada papan arwah Gus Dur, mungkin satu-satunya di Indonesia. Kental sekali rasa toleransinya," lanjutnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Haryanto Halim (sumber: inilahonline.com)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Haryanto Halim (sumber: inilahonline.com)
Haryanto Halim juga menambahkan, mengingat Gus Dur muslim, tata cara sajian di altar pun diganti. Sam Cong alias tiga jenis daging yang wajib berada di altar kini harus diubah. Jika sebelumnya adalah ikan, ayam, babi, kini daging babi diganti dengan kambing.

Bukan hanya itu, kalau dulu makanan yang tidak umum disajikan di altar, kini bisa diadakan. Mendoan menjadi hal yang wajib adalah salah satu contohnya.

"Kami diberitahu ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid kalau kegemaran Gus Dur adalah mendoan, jadi kami sediakan. Ini wujud penghormatan Tionghoa terhadap orang yang sudah berjasa."

Penghormatan warga pecinan terhadap Gus Dur melalui Papan Sinci mendapat apreasiasi dari Gusdurian Kota Semarang. Koordinator Gusdurian Semarang, Abdul Ghofar mengatakan hal tersebut sebagai penghormatan dan pengakuan Gus Dur sebagai tokoh toleransi yang membela hak hidup kaum minoritas di Indonesia.

"Terutama beliau menjadi yang terdepan dalam menghapus sikap diskriminasi yang ditujukan bagi warga Tionghoa," kata Ghofar.

Pembredelan 32 Tahun

Selama 32 tahun masa pemerintahan Orde Baru, tahun baru imlek dilarang dirayakan di tempat umum di Indonesia. Larangan ini tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun