Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekelumit Rahasia Negara dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

11 November 2020   19:21 Diperbarui: 11 November 2020   19:32 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (sumber: tribunnews.com)

Untuk melakukannya bukanlah perkara yang gampang, teknologi belum secanggih sekarang, dan masih banyak tentara Jepang yang menguasai sarana vital. Adalah Soegiarin, nama ini adalah tokoh penting yang menggaungkan kemerdekaan RI ke seluruh dunia.

Di masa itu, bersama Adam Malik, ia adalah wartawan yang bekerja di kantor berita Domei, di Jakarta (sekarang ANTARA). Di tempat inilah berita kemerdekaan ke luar negeri pertama kali disebarkan.

Kala itu, Domei merupakan satu-satunya tempat yang memiliki Sandi Morse dan kebetulan Soegiarin bertugas sebagai Markonis atau operator Sandi Morse. Perintah untuk mengabarkan kemerdekaan RI ini datang dari Adam Malik, pada malam tanggal 16 Agustus 1945.

Mesin Sandi Morse (sumber: kompas.com)
Mesin Sandi Morse (sumber: kompas.com)
Tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Soegiarin sudah bersiap-siap memanaskan mesin diesel. Selang satu jam kemudian, ia mendapatkan pesan teks proklamasi dari kurir. Akan tetapi, ia tidak serta merta melakukannya. Ia harus menunggu saat yang tepat dan berhasil mengecoh serdadu Kampetai dan akhirnya pesan kemerdekaan dikirim dalam bentuk sandi morse kepada seluruh dunia.

Soegiarin wafat pada tanggal 2 September 1987, namun menolak dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. Ia merasa dirinya bukanlah pahlawan, kendati telah memainkan peran penting dalam kemerdekaan RI.

Museum Sandi Bukti Perjuangan Para Sandiman

Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, Ibu kota jatuh, dan Soekarno Hatta menjadi tawanan Belanda. Para Sandiman (sebutan untuk pembawa sandi) lantas melarikan diri ke perbukitan Menoreh.


Mereka melakukan long-march ke Dekso Kulonprogo, tempat yang sulit dijangkau oleh Belanda dengan alam pepohonan yang rimbun. Di sanalah, kamar sandi darurat yang berada di dalam rumah Marto Soetomo didirikan.

Replika Kamar Sandi Darurat di Museum Sandi Yogyakarta (sumber:tribunnews.com)
Replika Kamar Sandi Darurat di Museum Sandi Yogyakarta (sumber:tribunnews.com)
Saat itu, tidak ada kabar resmi dari pemerintah Indonesia. Dunia mengira Indonesia sudah tidak ada dan jatuh kembali ke tangan Belanda. Pemancar-pemancar kecil didirikan dan berfungsi untuk meneruskan berita ke radiogram pemancar-pemancar yang lebih besar Wonosari dan Balong di lereng Gunung Lewu. Dari situ kemudian radiogram dikirimkan ke Sumatera untuk diteruskan ke seluruh dunia.

Replika rumah bersejarah tersebut kini sudah menjadi bagian dari Museum Sandi Yogyakarta, dimana seluruh model radio komunikasi yang digunakan oleh pemerintah darurat RI (PDRI) di Sumatera pada tahun 1948 berada.

Museum Sandi Yogyakarta (sumber: tirto.id)
Museum Sandi Yogyakarta (sumber: tirto.id)
Radio tersebut berbentuk sebesar galon air, dan memperlihatkan perjuangan dari para Sandiman yang harus memikulnya menelesuri lereng pegunungan agar terhindar dari pengejaran Belanda. Selama hampir setahun mereka gerilya, mempersiapkan infratruktur dan peraltan, hingga barulah pada tahun 1949, upaya keras berbuah manis. Tahun 1949, dunia disadarkan bahwa pemerintah Indonesia masih tetap berdiri.

Rubiono Kertapati, dokter Bedah yang juga Seorang Sandiman 

Ia selalu tampak dengan baju dinas kedokteran, namun tas jinjing yang bergaya lawas terisi dengan buku kode dan pisau-pisau bedah. Namun, pisau bedah tidak digunakan untuk pasien, namun sebagai alat untu membedah mesin sandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun