Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mboten Ngeruk-ngeruk Koreng

11 September 2020   19:39 Diperbarui: 11 September 2020   19:47 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mboten Ngeruk Koreng (sumber: klikdokter,com)

(Jangan Garuk-garuk koreng).

Alkisah seorang petani yang bernama Parno. Ia mengidap sakit koreng parah. Saking parahnya, hingga rasa gatal dari nanah yang mengalir mengalahkan rasa sakit dari kulit yang melepuh.

Namun setiap kali ia menggaruk korengnya, rasa gatal tersebut akan terasa sangat nyaman, hingga Parno akan merasa keenakan, melupakan sakitnya sejenak.

Ia terus menerus menggaruk korengnya, agar siksaan gatal dapat dihilangkan. Ia tidak lagi memedulikan kulitnya yang semakin melepuh. Akibatnya, infeksi pada kulitnya, menjadi semakin besar dan mengancam jiwanya.

Hingga suatu saat, desa yang dihuni Parno kedatangan seorang dokter muda yang bernama Sabar. Mendengar penyakit yang diderita oleh Parno, ia pun datang mengunjunginya.

Tindakan medis yang dilakukan dokter Sabar, adalah memberi salep anti infeksi ke seluruh tubuh Parno dan membungkusnya dengan perban.

"Ini cara satu-satunya agar kamu bisa selamat. Jika kamu terus menggaruknya, maka tangan kamu harus diamputasi, agar dirimu bisa selamat dari infeksi yang menyebar".

"Tapi dok, aku gak tahan, koreng ini terasa sangat gatal dan hanya bisa terasa enak jika aku menggaruknya".

"Itulah konsekuensi penyembuhan. Bertahan dengan rasa gatal, atau kehilangan tangan".

Sahabat yang budiman,

Sadarkah kita, bahwa sebenarnya penderita Koreng di dunia ini, bukan hanya si Parno seorang diri?

Sadarkah, bahwa jiwa kita sesungguhnya telah terinfeksi dengan koreng-koreng kehidupan, melalui keinginan-keinginan yang timbul tenggelam?

Jika apa yang ingin kia capai kemudian tidak terpenuhi, maka disanalah saatnya koreng akan menimbulkan rasa gatal.

Rasa gatal muncul akibat tidak dihormati. Rasa sedih muncul akibat ponsel yang hilang. Rasa kecewa muncul karena belum mendapatkan motor terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun