Secara nyata, terpilihnya Jokowi menjadi presiden untuk kedua kalinya, membuktikan hal ini. Meskipun jalannya tidak semulus SBY yang memenangkan pemilu untuk kedua kalinya dengan raihan 60,8% dari tiga kandidat yang bertarung. Â Â
Periode Kedua Pemerintahan Presiden SBY. (2009-2014).
Ekspektasi yang tinggi pada hasil pemilu, membuat banyak pihak yang kecewa dengan periode kedua pemerintahan presiden SBY.
Kendati makroekonomi kuat, isu pemberantasan korupsi menjadi sorotan masyarakat. Berita skandal kasus korupsi tingkat tinggi, hampir setiap hari memenuhi media.
Para pelakunya kebanyakan dari kalangan pejabat tinggi pemerintah dan anggota Partai Demokrat yang dibangun sendiri oleh SBY. Ada 3 menteri yang terbukti bersalah, dan 300 pejabat pemerintah daerah yang diselidiki karena kasus korupsi.
Hal ini kemudian membuat reputasi dari SBY menjadi sangat tergerus, kendati ada juga yang mengatakan bahwa kesejahteraan rakyat di masa ini masih baik-baik saja.
Kegagalan pemberantasan korupsi, kemudian dihubungkan dengan lemahnya kepemimpinan SBY. Publik tidak melihat adanya kebijakan-kebijakan populer yang diambil oleh SBY, seperti pada masa pemerintahannya dengan JK.
Sebagai contoh, pengunduran diri Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan yang dianggap reformis di kala itu, dianggap sebagai akibat sifat SBY yang pasif dan tidak mendukung kesalahan penangangan kasus Bailout Century pada tahun 2008. Â
Kelamahan lain dalam kepemimpinan SBY juga menyerempet ke masalah agama, seperti membiarkan serangan kekerasan terhadap kaum minoritas yang mengatasnamakan agama mayoritas, hingga membiarkan faham radikalisme tumbuh subur.
Periode Kedua Pemerintahan Presiden Jokowi (2019-2024).
Dari sinilah kemudian penulis mendapat ide, apakah hal yang sama juga akan terjadi pada masa pemerintahan kedua Jokowi?