Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesalahan adalah Kesalahan, Hingga Coca-Cola Ditemukan

27 Mei 2020   05:43 Diperbarui: 27 Mei 2020   06:57 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Coca Cola. Sumber: idxchannel.com

Tiga hari libur panjang di masa Idul Fitri membuat seseorang yang biasanya pasif, menjadi kreatif. Demikian pula dengan istri tersayang yang tiba-tiba berinisiatif menjadi koki alternatif.

Sebagai seorang suami, apapun yang dimasak oleh istri, tentunya harus terasa enak. Kalaupun bukan rasanya, minimal perasaanya, "itu lho... Kayak gimana ya?" Pokoknya harus enak, kalau tidak mau kena damprat :).

Namun bukannya mengada-ada, kali ini roti buatan sang istri memang terasa enak dan spesial. Bentuknya sih kayak roti setengah gosong, tapi teksturnya mirip kue pastry, dan rasanya seperti biskuit renyah.

Jujur penulis tidak pernah memakan roti yang seaneh dan seenak ini. Jika ada yang bilang takut istri bikin "tai kucing serasa coklat", sepertinya kali ini si Gombloh harus mengakui kalau ia salah.

Roti campur sari rasa wara-wiri itu benar-benar berasa yummi.

"Nikmati saja kamu, pokoknya hanya ada 12 potong, itu saja." Ujar sang istri yang paham ekspresi suaminya yang sedang mupeng.

"Iya, nanti kamu bikin lagi deh, mungkin isi coklat juga enak." Ujar penulis yang masih belum sadar, kalau roti itu adalah akibat salah resep, lho kok bisa?  

Sebabnya ibunda penulis yang hobi mengoleksi resep leluhur baru sadar, kalau tinta pada kertas juga bisa meluntur.

"8 apa 3 telur ayam ya? Ini tulisan kok agak mirip ya? 1 liter susu hmmm..., ini susu bubuk apa cair ya? Kok kabur sih?" Kira-kira seperti itulah perdebatan singkat yang terjadi diantara perasaan dan warisan.

Proses pembuatannya pun rada-rada susah, sebabnya campuran yang seharusnya mengental, justru berminyak. Adonan yang seharusnya basah justru terasa kering. Entah berapa banyak terigu yang ditambahkan, susu cair yang ditumpahkan, dan mentega yang dioleskan lagi dan lagi.

Singkat kata roti tetap dipaksakan harus jadi, dan apa yang menjadi keinginanmu, terjadilah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun