Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir... The Show Must Go On

3 Januari 2020   15:30 Diperbarui: 3 Januari 2020   15:59 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Penulis

"Menormalkan sesuatu yang awalnya tidak normal", atau Normalisasi menjadi opsi pertama, dimana pemasangan ekstra terpal dan tenda yang dapat mengurangi tampias hujan untuk melindungi para crew dan peralatan dari hujan.

Selain itu, seluruh sampah yang menghambat got pembuangan air juga dilakukan, agar genangan air tidak terlalu besar. Proses ini penulis sebut sebagai "menaturalisasikan sesuatu yang awalnya tidak natural", atau Naturalisasi. Tentu, karena sampah dan kotoran tidak seharusnya berada diatas rooftop.

Singkat kata, kedua proses ini berjalan dengan sangat baik, tanpa memerlukan pendapat, apalagi argumentasi dari para ahli. Berjalan secara singkat dan efektif, meskipun dengan waktu yang relatif pendek, seiring dengan desakan waktu jam tayang.

Sebagai seorang pemula yang terlibat dalam Live Event, penulis merasakan sebuah ketidakberdayaan untuk terlibat lebih jauh. Berada di tengah tengah seluruh pihak yang berada dalam kondisi siaga satu, membuat penulis seolah olah menjadi korban banjir di tengah tim Basarnas.

Untungnya, penulis ditemani oleh Mayfree Syari, seorang News Anchor muda, bertalenta dan juga cantik, mengurangi sedikit kerisauan hati. Sebagai partner penulis pada acara tersebut, sang jurnalis muda, tidak pernah lelah untuk menimbulkan chemistry bagi pasangannya. Tentunya ini untuk kepentingan acara, di mana kedekatan psikologi menjadi hal yang terutama, agar wawancara dapat berjalan dengan lebih alami. Penulis kemudian menyadari pentingnya sebuah totalitas dalam sebuah layar tontonan.

Namun yang membuat penulis terkagum, adalah kekompakan dari tim. Terlepas dari beberapa ketegangan yang sempat terjadi, tidak sedikitpun keluh kesah, apalagi pertengkaran yang timbul diantara para crew. Tidak ada saling menyalahkan, tidak ada makian, tidak ada cacian, apalagi hinaan. Hanyalah semangat kebersamaan yang membuat hujan deras dan genangan air menjadi tidak berarti sama sekali.

Live Event ini memakan waktu selama kurang lebih 3 jam dan selama acara berlangsung, penulis dapat melihat ketegangan dari wajah para pihak yang terlibat, karena kondisi yang sangat situasional.

Cuaca yang dingin, fisik yang lelah, dan perut yang keroncongan dialami oleh penulis ditengah ketidakberdayaan menunggu waktu tayang. Beberapa kali penulis diminta untuk standby, namun batal karena satu dan lain hal, bagaikan menunggu datangnya perahu karet yang tidak kunjung tiba.

Durasi yang seharusnya hanya beberapa menit, terasa berjam lamanya, akibat hujan yang semakin deras. Untungnya para crew yang profesional sudah mengetahui kondisi lapangan, dan mereka telah menyediakan dapur umum bagi siapapun yang membutuhkan.

Semangkuk mi instan dan segelas kopi susu hangat menemani penulis dan sang News Anchor pendamping, cukup untuk mengisi perut yang keroncongan dan menghangatkan hati yang gundah, dan akhirnya acara dapat berjalan dengan lancar dan ditutup dengan ucapan tahun baru bagi seluruh warga Indonesia dan kembang api sebagai latar belakang. Suasana ceria dan Bahagia meliputi seluruh insan yang hadir pada saat itu.

Sumber: Dokumen Penulis
Sumber: Dokumen Penulis
Awal Tahun 2020...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun