Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Kanjuruhan: Gila yang Menggilai Bola

2 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:31 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: goal.com

Satu yang tidak habis pikir, ratusan nyawa menjadi korban dalam tragedi kericuhan suporter tuan ruamah Arema Malang di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur Sabtu (01/10).

Pertandingan bola, kenyataaannya memang selalu unik. Penuh rivalitas dan juga tensi tinggi, baik antar pemain maupun suporter yang terkadang menjadi kemenarikan dalam sepak bola tersebut.

"Ungkpan 90 menit rival atau tetapi setelehnya harus menjadi saudara. Sudah sepantasnya harus diingat oleh insan sepak bola kita di indonsia; bahwa sepek bola sebagai gerakan olahraga, ekonomi, dan kemanusiaan harus dijunjung sebagai mana sakralnya pencinta bola mencintai permaianan sepak bola dalam filosofi kelompok dan komunitas bola"

Akan tetapi dibalik gemat gempitanya permainan bola. Suporter yang menjadi daya dukung meramaikan pertandingan bola dan juga menjadi fans-fans dalam dunia permainan sepak bola yang menjadi nilai lebih dari permainan bola.

Tak jarang kecintaan suporter atau fans dalam sepak bola. Disisi lain menjadi motor penggerak sepak bola itu sendiri baik untuk kebesaran klub terbantu dalam ekonomi. Dari menggaji pemain maupun sebagai daya dukung menajeman klub dalam setiap penjualan-penjualan saovenir atau tiket pertandingan dapat menjadi sama-sama memajukan klubnya tercinta. Itulah yang terjadi dalam industry sepak bola.

"Dibelahan bumi manapun. Industry sepak bola memang tengah tumbuh tidak terkecuali di Indonesia. Tetap saja yang menumbuhkan sepak bola merupakan fans-fans klub mereka sendiri. Seperti di eropa misalnya, banyak klub bola kaya dan juga pemain bola yang kaya dampak dari majunya sepak bola eropa. Banyak klub eropa yang kaya seperti Manchaster United, Real Madrid, pemain mereka juga digahi tinggi seperti C. Ronaldo atau Karim Benzema di Real Madrid".

Namun berbicara sepak bola Indonesia. Klub, pemain bola, dan manajemen di dalamnya yang masih berporses menjadi sepak bola maju dan modern juga harus didukung oleh mentalitas supporter yang mensukseskan itu.

Mungkinkah sepak bola di indonesia yang memunculkan banyak fanatisme pada suporter akan terus memicu kerusuhan dan ketidakpuasan suportter terhadap tim yang di dukungnya tersebut?

Ataukah bahwa sepak bola modern dan maju yang harus menyadari bahwa permainan itu kalah dan menang tetapi bekaca pada kerusuhan supporter di Stadion Kanjuruhan yang terjadi justru membuat orang-orang yang menggilai bola menjadi gila sendiri akibat hal-hal yang ditimbulkannya seperti jatuhnya banyak korban hingga ratusan tewas akibat rusuh pertandingan bola.

Konflik yang disebabkan oleh sepak bola  yang terus berkepanjangan dalam dunia sepak bola indonesia. Apakah sepak bola sebagai industri yang menjanjiian di masa depan dengan mentalitas suporter bola yang seringkali mengawali terjadinya konflik masih terus layak dilanjutkan?

Mungkinkah sepak bola di indonesia dengan fanatisme suporter terhadap klubnya. Rivalitas identitas kota yang menjadi cikal bakal kompetitivitas antar klub bola, akan menjadi kutukan dimasa depan bahwa konflik di sepak bola indonesia akan tetap ada?

Arema VS Persibaya

Memang kerusuhan suporter Arema Vs Persibaya kabar yang terbaru total ratusan meninggal sekitar 127 dan ratusan orang lain masih dalam perawatan ini bukan saja akan menjadi sejarah kelam namun juga duka bagi sepak bola indonesia.

Pertandingan antara Arema vs Persibaya dengan Skor 3-2 pada sabtu (01/08) merupakan pemicu awal suporter Arema tidak puas akan kinerja klubnya yang memgalami kekalahan dari persibaya.

Pasca pertandingan fans Arema malang masuk ke lapangan. Dan itu akhirmya menjadi kericuhan yang besar di suporter. Aparat yang berjaga di lapangan sampai akhirnya menembakan gas air mata yang justru juga menambah eskalasi kericuhan itu sendiri di dalam Stadion Kanjuruhaa Malang.

Hingga ratusan korban jiwa harus melayang dalam pertandingan sepak bola arema vs persibaya. dimana kericuhan tersebut yang menjadi korban banyak dari mereka yang karena gas air mata, asap, dan terinjak-injak saat terjadi kerodit atau suasana kacau di dalam stadion Kanjuruan Malang, Jawa Timur.

Maka dengan rivalitas yang tinggi di sepak bola kita, yang mana suporter memegang peranan penting menunjukan identitas kota, kelompok dan lain sebagainya yang memicu riak-riak konflik sepak bola indonesia.

Apakah memang sepak bola indonesia harus berhenti akibat olah supoternya sendiri berkaca dari kericuhan stadion Kanjuruhan Malang yang sampai saat ini tercatat kerusuhan di stadion tersebut jumlah yang meninggal mencapai 127 dan 180 orang masih dirawat dirumah sakit?

Stop Bola Bukan Solusi

Masalah supporter bola sudah seharusnya menjadi titik kesadaran bersama bahwa sepak bola sendiri bukanlah suatu yang harus di bela secara gila. Memang fanatisme, sisi emosional yang diciptakan dari atmosfir sepak bola tidak dapat menangkal itu untuk keberlangsungan suporter.

Namun bukan tidak bisa kadar dari fanatisme bola dikurangi oleh para supporter untuk bisa memunculkan kesadaran satu sama lain bahwa kalah menang itu sudah biasa dalam pertandingan.

Kasus di stadion Kanjuruhan Malang, yang menewaskan ratusan supporter lagi-lagi mengerek mentalitas orang-orang yang "gila" lalu mereka "menggilai" bola untuk terus dapat berkesadaran bahwa satu nyawa selamat dalam perhelatan sepak bola lebih bernilai dari pada sebuah fantisme buta yang hanya ada di dalam pikiran supporter dan klub.

Sepak bola yang merupakan industry masa depan Indonesia dan dampak baik bagi perekonomian Negara. Keberadaaannya tidak dapat begitu saja diberdel atau di setop perhelatannya mengingat banyak juga manfaat baik dari permainan sepak bola selain olahraga.

Sudah seharusnya kejadian Kanjuruhan Malan ini yang terjadi di tahun 2022 menjadi kesadaran bersama dunia sepak bola kita, bahwa menjadi insan sepak bola yang modern, damai dan maju butuh bersama membangun kesadaran itu sebagai professional.

Tidak hanya pemain dan klub serta manajeman tetapi juga para supporter untuk selalu bertindak secara rasional, tidak buta akan kerugian nyawa dan material akibat ketidakpuasan dari hasil permainan.

Sepak bola Indonesia yang sedang meningkat kualitasnya dihadapan internasional. Timnas indonesia mampu lolos di putaran final piala asia 2023, menjadi tuan rumah piala dunia 2022 U-20, sudah seharusnya dijaga citranya bukan saja oleh insan sepak bola Indonesia tetapi juga oleh supporter sepak bola.

Semoga kejadian kanjuruhan ini, duku bagi sepak bola Indonesia menjadi awal yang lebih baik bagi persepakbolaan kita, dan kita dapat selalu memetik pelajaran atas kejadian kerusuhan supporter yang masih kerap terjadi di persepakbolaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun