Ribka juga menyebut masih ada sejumlah kandidat, baik dari internal maupun luar Kementerian Kesehatan yang memiliki latar belakang dokter untuk mengemban posisi Menkes tersebut.
Dirinya juga kaget, tiba-tiba yang latar belakangnya nuklir justru dijadikan Menteri Kesehatan, Ribka pun mempertaanyakan, apa mau di bom semua ini Covid-nya? Untuk itu dirinya juga berpendapat bawasannya menteri kesehatan memang harus berlatar belakang dari dunia kesehatan.
Ribka juga memberikan sebuah pernyataan bawasannya secara psikologis dokter, segoblog-goblognya dokter, psikologisnya beda dan itu yang seharusnya diperuntukkan untuk menteri kesehatan karena jelas akan mengerti bidang kesehatan karena itu adalah bidangnya.
Sebelumnya Ribka memang berpikir yang akan menjadi menkes Prof Kadir (Dirjen Pelayanan Kesehatan), namun dugaannya sendiri meleset. Dirinya menyebut Jokowi ini pembisiknya siapa terakhir makin tidak jelas dalam menetukan latar belakang sebagai menteri barunya.
Namun dia sendiri meminta Budi mengemban tugas dengan sebaik mungkin. Ia juga mengingatkan jika menteri hanya ditunjuk oleh presiden, berbeda dengan wakil rakyat yang merupakan pilihan dari ratusan ribu suara masyarakat.
Maka dari itu tantangan yang mungkin tidak mudah dalam mengemban jabatan menkes sendiri di tengah covid-19, mungkinkah Budi Gunadi Sadikin mampu menjawab tantangan tersebut?
Selain itu vaksinasi juga masih menemui titik yang masih dipertanyakan keamanannya oleh seglintir masyarakat. Di situlah kementrian kesehatan harus benar-benar dapat membuktikan bahwa Vaksin tersebut aman digunakan oleh masyarakat.
Seperti diketahui  Ribka Tjiptaning juga menolak untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19. Ribka mengisyaratkan masih meragukan keamanan dari vaksin Sinovac tersebut yang akan digunakan untuk vaksinasi.
Ribka mencontohkan sejumlah konsekuensi usai dilakukan program vaksinasi, seperti vaksin polio dan vaksin kaki gajah. Menurut catatannya, program vaksin tersebut menimbulkan dampak seperti lumpuh hingga meninggal dunia di beberapa daerah.
Selain itu Anggota Komisi IX dari Fraksi Gerindra, Putih Sari juga mempertanyakan persiapan tenaga kesehatan dalam program vaksinasi. Menurutnya, vaksinasi Covid-19 ini membutuhkan pelatihan agar bisa berjalan lancar.
Merespon anggapan-anggapan miring seputar vaksin covid-19 sendiri MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah melebelkan bawasannya Vaksin Covid-19 halal digunakan masyarakat.