Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ambil Lagi Jatah Mentri, Prabowo dan Gerindra Semakin Hancur!

27 November 2020   12:28 Diperbarui: 27 November 2020   12:40 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Partai politik saat ini yang akan mengahancurkannya sendiri adalah kasus korupsi yang menimpa kadernya. Bukan apa, dengan sejumlah kasus korupsi yang dilakukan oleh kader partai tersebut, efeknya jelas tidak akan dipercaya lagi oleh masyarakat.

Dalam demokrasi semua keputusan politik dilaksanakan dengan pemilihan umum. Semua adalah keputusan masyarakat. Untuk itu, bagaimanapun partai politik atau figure politik yang akan dipilih masyarakat sendiri merupakan figure yang benar-benar bersih dan sebelumnya telah mendapat simpati dari masyarakat.

Maka dilihat dari persepektif manapun dengan berbagai kasus korupsi. Sejarah korupsi di indonesia memang seperti enggan untuk hilang. Namun dengan majunya media sosial, olok-olok pada koruptor dan rendahnya kepercayaan public pada  kader partai politik yang tersangkut korupsi seperti mengalami kemajuan di masyarakat dewasa ini.

Bila hukum sendiri tidak berimbang dalam menegakan kasus korupsi. Bukankah masih ada stigma masyarakat untuk para koruptor? Di situlah pembunuhan karakter "koruptor" melalui peran-peran social akan efektif dengan berbagai opini di media social yang ada.

Untuk itu kasus korupsi saat ini, publik seakan dibuat ikut dalam menghakimi melalui opini di media social. Kasus korupsi sendiri membuat keterpercayaan publik juga ikut terdegradasi jika ada kader parpol ataupun elite-elite politik yang melakukan tidak pidana korupsi tersebut.

Berkaca dari kasus mentri KKP Edhy Prabowo yang mudur dari jabatannya setelah ditetapkan tersangka korupsi. Stigma buruk bukan hanya ada pada figure Edhy Prabowo tetapi juga berimbas pada semua kader partai Gerindra.

Publik saat ini menilai, stigma kasus korupsi memang menyeluruh dari bagian terdasar yakni latar belakang partai politik dan itu tidak dapat ditampik.

Seperti diketahui bagaimana partai Demokrat, di mana pada saat mereka berkuasa banyak sekali kader partai tersebut tersangkut kasus korupsi seperti , Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, dan masih banyak lainnya.

Partai Demokrat kehilangan kepercayaan public pasca berkuasa diera pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan partai demokrat sendiri saat ini terseok-seok di papan tengah dan sulit untuk bangkit karena stigma partai korup, dimana banyak kadernya tersangkut kasus korupsi.

Tentu terseretnya Edhy Prabowo kader partai Gerindra ke jerat hukum atas dasar korupsi benih lobster yang ditangkap (24/11/20) di Bandara Soekarno-Hatta oleh KPK.

Atas kasus tersebut Edhy Prabowo juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai mentri KKP. Saya kira seyogyanya jatah mentri ex Edhy Prabowo tidak diambil lagi oleh partai Gerindra untuk memperbaiki citra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun