Karena sebelum Dyah Kartika Rini, Kementrian BUMN juga telah mengangkat Ulin Niam Yusron dan Eko Sulistyo sebagai komisaris. Dimana Ulin Niam Yusron di komisaris BUMN bidang Pariwisata (ITDC) dan Eko Sulistio di Komisaris PLN.
Mungkinkah ini adalah politik etis yang diterapkan Jokowi untuk orang-orang yang berkontribusi besar pada sukses dirinya menjadi presiden dua periode?
Tetapi saya kira, lebel relawan pun jikalau memang di bekerja keras terhadap sesuatu dan apa yang diusahkannya berhasil. Sama-sama menikmati keberhasilan adalah untuk sesuatu yang sudah di capai dari kerja kerasnya merupakan kewajaran.
Relawan politik, tidak lain tujuannya adalah berpolitik. Sebab dalam politik, dimana kekuasaan sudah ditangan. Bukankah ketika berhasil harus dibagikan ke tangan tangan yang lain, yang sama-sama membantu dalam mencapai kekuasaan itu?
Untuk itu relawan Jokowi masuk berbagai perusahaan BUMN adalah langkah politik etis lingkaran kekuasaan. Yang dimana tanpa kerja keras relawan, bukan tidak mungkin, bisa saja Jokowi tidak sukses berkuasa dua periode, bahakan mampu menjabat presiden.
Maka dari itu mimpi Jokowi sebagai presiden yang sudah terjawab, secara etis Jokowi juga harus menjawab mimpi-mimpi relawannya dulu dan menjadi komisaris BUMN, mungkin itulah mimpi para relawan Jokowi menjadi komisaris BUMN.Â
Tiga orang dalam waktu satu bulan relawan jokowi mengisi komisaris BUMN terkesan Komisaris BUMN hanya untuk relawan Jokowi. Â