Disamping itu dengan Ahok atau BTP, ia dapat menjadi komisaris pertamina juga karena dekat dengan kekuasaan yakni presiden republik Indonesai Joko Widodo, yang menjadi koleganya pada saat itu memimpin DKI Jakarta?
Mungkinkah dengan isu yang dilemparkan public tentang bobroknya Manajemen Pertamina termasuk direksi dan komisaris Pertamina lobi-lobi mentri menaikan jabatan dan mengamankan jabatan tidak mencoreng nama Ahok sendiri, yang dirinya pun menjadi komisaris PT. Pertamina berkat dekatnya dengan kekuasaan presiden Joko Widodo?
Ahok Mencoreng Mukanya sendiriÂ
Posisi dalam menajemen apapun jika itu ditunjuk oleh yang lebih berkuasa, selamanya di sana  akan terus melakukan praktik lobi sebagai upaya usaha meningkatkan karir.
Maka itu yang harus diterima oleh siapapun termasuk Ahok dalam menanggapi manajemen Pertamina yang hobi dalam lobi jabatan dengan kementrian.
Tidak di mana pun jika itu adalah manajemen yang tergabung dalam organisasi perusahaan, semua pasti akan mengejar yang punya kekuasan untuk mendapat posisi jabatan bagus dalam perusahaan tersebut.
Contohnya adalah praktik cari muka di perusahaan swasta kecil yang sudah biasa dan menjadi budaya dalam perusahaan.
Istilah cari muka adalah suatu keharusan yang ditampilkan untuk memoles diri karyawan guna meyakinkah diberi posisi jabatan lebih tinggi di perusahaan ditunjukan kepada seseorang yang memegang kekuasaan.
Bukankah istilah cari muka sendiri termasuk bahasa lobi yang lebih kasar untuk negoisasi jabatan dalam menejemen perusahaan?
Pada dasarnya siapapun kini tidak dibidang manapuan termasuk politik sendiri selalu menguntit pada yang mempunyai kekuasaan untuk memperbaiki keadaan.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi diangkat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Senin (25/11/2019). Pria yang akrab disapa Ahok tersebut  mendapatkan Surat Keputusan (SK) ihwal pengangkatannya sebagai Komisaris utama melalui Menteri BUMN Erick Thohir.
