Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Giring, Mimpi, dan Citra Politikus

26 Agustus 2020   11:26 Diperbarui: 26 Agustus 2020   19:58 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: img.okezone.com

Tidak mudahnya menjadi "terpilih" saat akan mencalonkan diri sebagai pejabat public: karena mereka dipilih. Bahkan setiap dari pilihan tersebut, apakah sudah benar-benar menjawab expektasi pemilih?

Belum dengan sisi-sisi lain dari citra sendiri menjadi politikus, bahkan sekelas menjadi DPRD dimana hanya rata-rata empat kecamatan yang memilih, itu saja perjuangannya luar biasa dalam menarik siapa-siapa yang akan memilihnya sebagai basis suara.

"Karena citra dikenal saja saat ini mungkin sebagai mantan artis, jendral, atau mantan-mantan "public figure" lainnya. Tidak akan menjamin bawasannya pemilih akan banyak memilih dirinya. Dalam demokrasi pemilihan bukan saja berbicara citra"

Ada banyak hal lain sebagai pendekatan terhadap pemilih. Salah satunya adalah "ugo rampe" atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hidangan.

Jadi kita sebagai pihak "politikus" yang dipilih oleh pemilih "rakyat", dapatkah  menghadirkan dan menghidangkan apa dalam setiap kampanye-kampanye politik kita?

Itulah sebenarnya pertanyaan-pertanyaan masyarakat kepada politikus yang akan mencalonkan diri sebagai pemangku jabatan public, dimana di era demokrasi: jabatan publik langsung dipilih oleh masyarakat.

Sudahkah calon pemangku jabatan public tersebut memiliki kriteria yang kumplit dalam memandang pencalonan politik? Ditambah calon pejabat public "presiden" sudah pasti dalam ber-ugo rampe lebih komplit dan menyeluruh?

Langkah Giring Untuk RI 1

Sebagai warga Negara semua orang memang berhak dalam mengikuti setiap kontestasi politik yang ada termasuk sebagai calon presiden suatu Negara dalam hal ini  Negara "Indonesia".

Tentu langkah giring nidji tidaklah salah "optimis" mencalonkan diri sebagai presiden. Hanya saja pertanyaan public, apakah Giring ex Nidji benar-benar mampu bukan saja ketika menjabat. tetapi dalam berugo rampe, dimana dalam kontestasi perpolitikan Indonesia sendiri faktor transaksi politik sangat kental?

"Dalam suatu transaksi politik khusunya demokrasi. Faktor modal "uang", lobi-lobi kepada pemaku kepentingan berpolitik seperti pejabat birokrasi, pengusaha, serta oramas-ormas dan lain sebagai menjadi sesuatu yang perlu diperhitungkan".

Pertanyaan saya, apakah Giring Ganesa ex Nidji itu sudah mampu dalam mengoptimalkan hal-hal tersebut, melakukan lobi politik dengan pemangku kepentingan?

Kenyataannya meskipun Giring kini menjadi Plt. PSI. Kekuatan partai dan pengalaman Giring Ganesa dalam kancah politik belumlah mempuni menurut saya. Sebab dalam berpolitik selain harus mempunyai jam terbang yang tinggi, faktor lagi-lagi modal "uang": untuk berpolitik juga Giring belum tentu ada.

"Giring bukanlah bagian dari para oligarki Negara yang punya banyak usaha, serta sebelumnya belum dekat dengan lingkaran kekuasaan. Sebagai calon presiden sendiri selain "figurative" modal uang juga sangat penting".

Jadi jika Giring terinspirasi dari Joko Widodo jelas tidak akan bisa dan sama. Sebab dengan rekam jejak sebelumnya meskipun Joko Widodo juga tidak memiliki modal yang banyak mencalonkan sebagai presiden.

Tetapi dengan dasar diri "Joko Widodo" juga pengusaha sedikit-sedikit modal pasti ada, belum lagi dengan dirinya saat itu adalah calon potensial presiden, dimana pengusaha-pengusaha pasti mau menyokong modal dirinya untuk berbagai kepentingannya.

Giring Gagal maju DPR dan Stres     

Tetapi ketika bukan menjadi pilihan rakyat dengan modal yang sudah banyak dikeluarkan mungkinkah tidak akan jatuh pada kata stress: "politikus ikut kontestasi poilitik dan gagal"?

Dimana modal sudah banyak dikeluarkan sebagai "ugo rampe" pemoles citra saat menjabat mencalonkan jabatan public yang dipilih masyarakat namun tidak terpilih.

Inilah cerita Giring Ganesa saat dirinya mencalonkan diri menjadi anggota DPR pemilu tahun 2019 dan gagal. Di chanel youtube Ari Lasso, Giring menceritakan dirinya stress mengingat dirinya adalah salah satu peraih suara tinggi di dapilnya sampai 97 ribu.

Giring harusnya lolos tetapi tidak lolos karena PSI suara secara nasional tidak mencapai target melaju ke parlemen.

Namun kegagalannya di DPR tidak membuat Giring patah semangat dan terpuruk. Giring sendiri menyebut pengalaman tersebut sebagai bagian dari dinamika pengalaman hidup.

Seperti lagu Nidji: "mimpi adalah kunci". Bagi Giring Ganesa itu sebagai pemantik dirinya untuk melanjutkan cita-cita. Maka saat ini dimana giring menjadi Plt. Ketua umum Partai Solideritas Indonesia menyatakan siap maju sebagai Capres 2024.

Walapun mimpi yang menggebu, secara realistis berbicara modal. Giring bukan bagian dari oligarki yang berkuasa saat ini dimana mereka punya kekuatan modal sebagai capres. Saya kira akan menjadi penghambat dirinya lolos calon presiden 2024 meskipun Giring siap maju.

Belum dengan kekuatan PSI meskipun sudah sebagai partai nasional, tetapi belum memiliki basis masa yang kuat sebagai daya tawar kekuatan politik. Semoga "stress" gagal Giring Ganesa menjadi anggota DPR, nantinya menjadi penguat untuk "kebal" stress jika nanti gagal menjadi calon presiden RI di masa pemilu 2024. 

Kenyataanya menjadi capres juga tidak mudah sama seperti menjadi anggota DPR. Apa lagi figure pengalaman politik yang luas, di belantika music Indonesia giring mungkin sudah senior, tetapi didalam politik? Anda jawab sendiri.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun