Apakah ia "Bani" merupakan manusia yang paling diinginkan oleh wanita pujaannya? Pertanyaan yang terus terngiang bahkan didalam hari-hari yang terpikirkannya, cinta memang bukan sesuatu yang mudah--- dipikir seperti tidak sampai, dirasa seperti tidak diinginkan.
Namun apakah semua manusia dalam mencintai seperti itu? Merasa bahwa dirinya tidak berharga sama sekali?Â
Atau mungkin ketika kita terlahir sebagai anak presiden atau anak-anak dari konglomerat yang berlebih kekayaannya, juga akan merasakan hal yang sama; dihati kecil kita tidak berharga sama sekali dihadapan diri kita sendiri?
Terkadang sesuatu itu menjadi diri sendiri dalam kekurangan atau kelebihan jika dihadapkan pada cinta sangatlah membingungkan.Â
Sebenarnya apakah benar semua manusia membutuhkan cinta? Atau cinta yang membutuhkan manusia? Seperti menjadi hal yang membingungkan hati dan pikiran Bani.Â
Seakan tidak ada upaya lain selain menulis semua itu untuk Bani jadikan pemikiran-pemikirannya sebagai sebuah karya tentang cinta dirinya yang akan ia tulis di bukunya.
Namun bagiamana dengan berkarya, apakah itu wujud dari cinta akan karya itu sendiri? Wanita juga karya dari Tuhan, Bani menyadari itu, apakah dugaan untuk dicintai wanita harus mulai berkarya, supaya dalam kealamiahnya karya dari karya saling bertemu energinya?Â
Dalam hal ini karya pertemuan karya tuhan dan karya manusia, dimana karya tuhan adalah wanita dan karya manusia adalah buah pikir yang mewujud pada tulisaannya?
Seperti mendapat teori baru dalam cinta. Tetapi apakah ini mungkin saja terjadi dalam ketertarikan itu untuk sama-sama mengundang cinta?Â
Mencintai seperti tidak untuk dipikir, tidak pula untuk dirasa, tetapi berilah apa yang menjadi buah karyamu untuk seseorang yang kamu cintai, termasuk untuk karya tuhan yaitu: seorang wanita.Â
Dan pilihan yang tepat bagi Bani bercita-cita memberikan karya tulis dalam bentuk buku kepada Wiwit wanita pujaannya yang kelak ia berharap menjadi jodohnya.