Dimana disuatu titik dalam pengelanaan manusia tentang bagaimana keadaan hidup mengajari itulah yang harus dipetik sebagai pelajaran hidup semua manusia mencapai titik pijak spiritualitas, yang harus menjadi pedoman hidup bahwa; "hidup sebagai pengelana setiap saatnya adalah belajar memahmi apa yang ada didalam diri manusia"!
Dalam hal ini manusia memang harus belajar sebagai manusia-- belajar hidup dengan toleransi kemanusiaan yang ada bahkan, toleran terhadap kekalutan yang menghadangnya tanpa disadari akan terus menerjang hidup manusia.
Dan seyogyanya belajar menghargai hidup memang mau tidak mau hidup harus dijalani apapun keadaan tersebut, tanpa keluhan. Tentang apa yang bisa dilakukan, lakukanlah se-bisa daya itu sendiri sebagai manusia untuk titik pijak hidup yang mendamaikan.
Saya dengan berbagai keluhan-keluhan itu, pengelanaan yang terkadang disadari sebagai berpindah-pindah tempat dari tempat satu ke tempat lainnya yang sebenarnya hanya untuk kepuasan rohani "spiritualitas".Â
Apakah kini didalam dunianya yang sekarang sebagai diri saya sendiri tidak sedang berkelana di dunia? Interpretasi terkadang ambigu, tetapi juga merupakan suatu jalan titik pijak pada kesadaran akan berpikir mengkaji pengalaman sebagai manusia untuk menjadi ritus kembali kepada diri sendiri, mengejar sisi material dan spiritual hakekatnya manusia.Â