Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desa, Kota, dan Manusia

22 Oktober 2019   17:20 Diperbarui: 29 Oktober 2019   09:21 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Wisatawan saat mendatangi dan berfoto di kampung tematik ala Jepang di Gang Kepatihan, Jalan Veteran, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. (KOMPAS.COM/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

Tetapi dengan minat-minat untuk segala akomodasi gaya hidup mereka, bukankah akan menjadi sesuatu yang memberatkan nantinya, dimana harga kebutuhan untuk bergaya sendiri sudah me-nasional, tidak peduli harga desa dan kota seperti biaya makan dan sebagainya. 

Namun karena ekonomi yang cenderung menasional sendiri disetiap komoditasnya, harga makan saja di kota kecil dengan upah minimum kabupaten kecil harganya hampir sama dengan kota-kota besar kini yang upah minimum kotanya lebih besar.

Memang ini bukan saja menjadi polemik yang akan terjadi dalam semesta ekonomi dan gaya hidup manusia tetapi juga masalah-masalah baru kehidupan dimana, kebutuhan ingin merubah kebutuhan tenang sendiri tanpa sesuatu yang memberatkan hidup termasuk beban pikiran akan hutang itu sendiri.

"Dunia memang akan dibentuk sedemikian adanya, tidak ada kota dan desa, semua orang dipelihara untuk membeli, dan apa yang mereka beli adalah apa yang mereka ingini sebagai gaya hidup dari media kini yang semakin mengutamakan mode dalam menjalani hidup".

Tidak ada yang salah, juga aku tidak membenarkan akan ini, hidup seperti pilihan dan apa yang menjadi pilihan tersebut tetap mengandung berbagai konsekwensi di dalamnnya. 

Tetapi yang tidak akan diterima oleh diri manusia itu sendiri; adalah kehidupan rusak dirinya dimana ia bukan saja menggantungkan hidup kepada orang lain tetapi juga menggantungkan hidup pada lembaga-lembaga keuangan yang mereka anggap sebagai penyelamat hidup itu sendiri.

Terkadang yang tidak disadari itu, disamping jika kesadaran akan bagaimana mengendalikan diri tersebut  tidak disadari, bukan tidak mungkin gaya-gaya tersebut akan merusak dirinya dan orang lain. 

Tentu yang merusak diri: tidak mampunya diri mengatur dirinya sendiri agar tidak hutang dan dibawa hawa nafsu gaya hidup yang tidak mungkin akan berkesudahan. Karena ujung dari gaya hidup adalah hutang dan kemungkinan akan merepotkan manusia lain untuk dihutangi.

Jika memang sudah konsekwesi jaman berarti kini tidak ada manusia desa dan kota, desa yang identik dengan keterbelakangan bukan lagi menjadi ukuran. Mungkin benar insfrastrukture ekonomi di desa belum seperti kota, tetapi apakah dari gaya hidup tidak akan mempengaruhi gaya berpikir? 

Inilah sejatinya itu; gaya hidup desa sudah mengkota dengan kemudahan belanja, belum lagi ditambah dengan kemudahan pengajuan kredit akan terus berangsur-angsur merubah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun