Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kerja, Antara Keseimbangan Derita dan Bahagia

12 September 2019   18:26 Diperbarui: 24 September 2019   07:10 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam hari sebagai pekerja telah berlalu, aku bukan ingin duduk terdiam setiap hari dirumah menikmati diri, tidak! Hanya saja keterikatan pada kebutuhan itu sendiri seperti membuat: aku sebagai manusia cenderung teralienasi oleh keadaan diriku sendiri saat ini; lingkungan kerja sebagai tempat dimana "aku harus banyak menghabiskan waktuku hidup disana".

Kerja, kebutuhan, dan kehidupan. Memang; aku kira sesuatu yang tidak dapat lepas dari manusia abad 21 ini. Tidak lebih, manusia bekerja sebagai bahan dasar penopang ekonomi hidup, pengisian ruang kosong dirinya, dan mengikatkan diri pada yang katanya "umum" menjadi manusia melalui bekerja.

Tetapi, segalanya dari kerja dan waktu menjalani sebagai manusia, apakah secara tidak sadar manusia kini terbeli waktunya oleh kerja dan uang sebagai imbalannya? Inilah bentuk-bentuk alienasi itu, mungkinkah benar suatu pendapat disana bahwa: "waktu adalah uang" yang bergema jauh sebelum abad 21 ini? 

Bukankah menjadi pertanyaan sendiri bagi manusia, keseimbangan, dan hidup, apakah "kualitas" hidup dari semua ini berganti dengan kerja dan mencari uang sebagai gantinya akan segala bentuk dari suatu kualitas itu? "Hidup berkualitas jika banyak punya uang dari upaya kerja yang manusia lakukan"?

Seperti yang telah menjadi hal tabu kini, uang secara tidak langsung memang menjawab apa yang ingin kita: "manusia" penuhi dalam setiap wacana kebutuhan hidup ini. Semua perlu uang untuk membeli di abad 21, tetapi apakah keterikatan kita pada kerja dan cenderung ingin menikmati hidup tanpa kerja dikesampingan? Lalu bisa se-lenturnya di negoisiasi oleh waktu sebagai manusia dengan pendapatan: karena uang dari lantaran dari mereka "manusia" bekerja saat ini?

Bagaimanapun: abad 21 merupakan abad dimana ruang kerja menjadi tuan bagi aktivitas manusia itu sendiri. Dan itu bukan sesuatu yang baru bagi siapaun, itu merupakan norma-norma kebudayaan yang dimana; " manusia jika ingin punya atau ingin setidaknya menjadi mulia: tercukupi setiap kebutuhan dalam hidupnya, dan manusia! "Hiduplah di dalam nikmat maka: manusia harus bekerja"!

"Sesuatu secara alamiah itu sebagai makhluk hidup, bahwa; manusia perlu menanam segala jenis makanan untuk menuai hasilanya, atau setidaknya hewan perlu berburu untuk mencukupi kebutuhan makan dirinya, bukakah ini menjadi sesuatu yang dapat dikatakan sebagai "bekerja" itu sendiri? Meskipun sesuatu ini hanya dipandang sebagai aktivitas biasa dan normal?

Dunia dan moderitas, membawa bekerja manusia semakin bercabang dan membentuk dalam suatu akar yakni; "bekerja untuk bertahan hidup seperti suatu keharusan". Uang dan segala transaksional itu, terkadang hewan dan tumbuhan pun adalah motif-motif transaksi kebutuhan itu, sebagai bahan mencari makan manusia melalui berbagai penukaran-penukaran dalam bentuk uang!

Manusia itu: adalah makluk butuh, ia butuh untuk bertumbuh secara ekonomi, secara ruang dalam transaksi, dan secara kebutuhan akan mode, dimana makan saja kini di era abad 21 sudah tidak cukup, ada kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi, dan itu membekas pada konsep berpikir manusia yang semakin kompleks ditelan perubahan dan hidupnya sendiri dalam menyandarkan hidup sebagai manusia.

Sepertinya benar, perubahan adalah hidup: dan hidup merupakan segala bentuk dari perubahan-perubahan itu. Yang kini menjadi sarana manusia, kerja, kerja dan kerja, apakah sudah cukup membuat manusia hanya hidup dengan kerja?

"Atau dengan uang-uang yang mereka hasilkan tanpa ia sendiri berpikir secara alamiah bahwa; "manusia adalah hewan yang tidak dapat lepas dari habitatnya yakni: berbagai unsure alam, kejiwaan (spiritual,) dan ruang-ruang yang ada di sekitarnya terbentuk sebagai lingkungan masyarakat itu sendiri"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun