Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Para Ilustrator Kemapanan Muktahir

10 Februari 2019   20:50 Diperbarui: 12 Februari 2019   23:05 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : IG official RCTI

Namun apakah cukup kemapanan diasosiasikan sebagai yang rapi, berdasi dan kulit yang bersih? Mungkin dari berbagai pandangan kulit hitam yang terpanggang sinar matahari adalah seorang kuli yang jauh dari kemapanan itu sendiri.

Sepertinya zaman ini merupakan tonggak keganjilan baru dari suatu perspektif. Seakan penampilan yang menyehatkan mata dan patut sebagai ajang ketertarikan adalah mereka dengan ciri penampilan yang mencolok. Jika dasi adalah suatu bentuk ukuran berarti kemapanan milik siapa saja yang mampu membeli dasi dan baju kerah ala pekerja kantor.

Penampilan ala kantor nan rapi juga menjadi ilusi dimana untuk merekrut orang dalam perusahaan Multi Level Marketing membutuhan penampilan rapi tersebut. Tidak lain hanyalah untuk meyakinan bahwa mereka yang di bidik untuk direkrut dijamin untuk sukses. Tetapi dalam realitanya dengan sistem yang pelik cenderung menguntungkan posisi teratas manejemen itu sendiri. Sistem multi level marketing membuat tatanan posisi bawah MLM itu sebagai semut pekerja yang hanya dimanfaatkan berdasarkan sistem. 

Tidak jarang mereka hanya dibohongi oleh penampilan ala kesuksesan muktahir. Propaganda dari manajemen diilustrasikan dengan kemewahan, dari penampilan bahkan mobil-mobil yang mereka pamerkan. Untuk itu ketika seminar pertemuan perusahaan MLM itu diwajibkan memakai dasi, pakaian rapi ala kantoran. Supaya asosiasi "sukses" melekat dari sumua kalangan yang mengikuti bisnis eceran tersebut.

Namun dalam realitasnya apakah mereka benar sesuai dengan penampilannya? Sukses? Bukankah kesuksesannya hanya sebatas salam dari para anggota yang diyakinkan bakal sukses? Padahal mungkin benar, lebel pakaian rapi adalah ciri kesuksesannya sendiri. Atau jangan-jangan persepsi dalam tanda kutip "sukses" masyarakat muktahir dilihat dari penampilan saja?

Tetapi bagaimana melihat kesuksesan dari penampilan itu dapat dipercaya sebagai kebenaran aslinya? Bukankah bagaimana MLM itu bekerja dengan segala atributnya dapat menjadi suatu patokan kebenaran bahwa kesuksesan penampilan hanyalah kulit yang dapat digonta-ganti sebagaimana ia mau? Dalam bekerjanya sendiri MLM sering menggunakan cara penipuan, rayuan bahkan pengharapan akan kesuksesan itu sendiri. 

Tetapi inilah cara pandang keliru dari peradaban muktahir. Hanya didoktrin dengan penampilan, mereka lantas percaya tanpa bertanya lagi bagaimana kemapanan itu tercipta dari hanya menjul produk recehan? Ditambah regulasi yang harus merekrut anggota-anggota baru yang sejatinya hanya jualan omongan dengan trik jualan produk sebagai dasarnya. Terbukti produk dari MLM bukanlah produk masa yang digandrungi konsumen. 

Untuk itu cara dapat dibeli konsumen prodak MLM adalah menggunakan Multi level Marketing itu sendiri. Rayuan dan bujukan menjadi pengusaha sukses dalam memasarkan produk tidak lain hanyalah dijadikan agen dengan dalih sebenarnya untuk pembelian prodak tersebut agar laku. Tidak mungkin jika memang prodak itu sukses dalam pasarannya, level marketing tidaklah mungkin ada.  Karena sejatinya bagi para pengusaha level marketing hanya akan menjadi keuntungan krumunan yang tidak terpusat lagi.

Multi level marketing hanyalah dijadikan ilusi dengan berbagai doktrin dalam penampilannya. Tidak lebih keberhasilan dari MLM itu sendiri karna masyarakat yang salah kaprah dalam menginterpretasi kesuksesan juga kemapanan. Atas dasar inilah jualan ala Multi Level Marketing itu laku. 

Sayangnya tetap, alih-alih sukses dengan menjadi anggota MLM malah justru rugi. Mengapa rugi? Karna mereka  menjual produk tetapi tetap keuntungan ada dipihak pertama yang menjual barang itu. Mereka hanya digunakan sebagai sales-sales lepas yang dapat dibayar murah. Bayaran mereka hanyalah nilai dari barang tersebut yang tidak seberapa.

Kemapanan Sesungguhnya Terstuktur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun