Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Seikat Doa

1 Agustus 2021   20:24 Diperbarui: 1 Agustus 2021   20:50 311 21
Dan, kita tertatih menata airmata yang tak tertahan. Seperti butiran hujan yang berjatuhan tanpa tujuan. Tak tahu arah datang. Namun, tersisa satu jalan pulang. Kehilangan.

Serpihan ingatan bertukar puing kenangan. Saat kepingan keinginan menjelma barisan impian. Hingga buih-buih rindu terdampar berlabuh di titik penantian pilu. Dulu.

Kita mulai terlatih menata luka hati. Seperti sepoi angin senja yang meniti sunyi. Membiarkan jejak matahari bersembunyi. Agar esok pagi kembali.

Kemudian, hening membiarkan kata-kata memantik kebekuan asa, menghapus debu pertikaian rasa. Menjumput seikat doa.

Curup, 01.08.2021
Zaldy Chan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun