Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Joshua Kimmich, Ketika Bisa Banyak Hal tapi Cerewet

31 Mei 2020   18:36 Diperbarui: 31 Mei 2020   18:29 960 6
Namun, Kimmich berbeda dengan ketiga pemain tersebut, ia tidak pernah mencatatkan penampilan bersama Stuttgart di Bundesliga. Ia malah memilih pindah ke RB Leipzig pada musim panas 2013, karena tidak mau menjadi pemain lapis kedua dan jadi opsi peminjaman ke klub lain.

Langkahnya berjalan mulus dengan Leipzig di musim 2013-2014 yang saat itu tampil di kasta ketiga Liga Jerman, Bundesliga 3. Kimmich tampil dalam 26 kali dan berperan penting ketika klub berjulukan Die Roten Bullen itu sukses memenangkan tiket promosi ke Bundesliga 2. Ini merupakan capai pertama klub di tanah Jerman sejak kemunculan Red Bulls yang mengakuisisi klub amatir Jerman pada 2009 silam.

Bakat dan cemerlangnya penampilan Kimmich bersama Leipzig, tercium oleh pelatih Bayern kala itu Josep Guardiola. Pep bahkan sempat memantau dan memonitor secara langsung penampilan Kimmich bersama Leipzig di Bundesliga 2 musim 2014-2015. Puncak, pada musim transfer musim dingin Januari 2015, Kimmich diboyong ke Allianz Arena.

Berkat tempaan dari Pep serta pemain senior di Bayern Munchen telah memberikan pengaruh terhadap pengembangan dirinya. Meski oleh Pep pernah dipasang sebagai bek tengah, karena hal tersebut menjadi salah satu rencana Pep kepada Kimmich untuk mengembangkan potensinya dengan menjadikan sebagai pemain serbabisa, atau biasa disebut versatile.

Berkat polesan Pep, membawa Kimmich dipanggil timnas Jerman untuk piala Eropa 2016 di Prancis, namun posisi bermainya juga gak jelas mau dipasang gelandang nanggung. Maka ketika pelatih timnas Jurgen Loew butuh banget pemain di posisi bek sayap, karena ia mengetahui bahwa pemain yang biasa menempati posisi tersebut, yakni Philip Lahm akan pensiun dari sepak bola setelah piala dunia.

Kemudian Loew berfikir untuk bisa meregenerasi pemain diposisi bek sayap, pada akhirnya ia memilih Kimmich untuk dipasang diposisi itu. Ternyata eksperimen Loew berhasil, penampilan Kimmich bisa diandalkan. Karena performnya tersebut kemudian langsung deh digadang-gadang jadi penerus Lahm. Liat progres Kimmich bagus di timnas, akhirnya Bayern kasih jaminan Kimmich bakal ngisi posisi Lahm setelah pensiun.

Selepas Lahm gantung sepatu pada musim panas 2017, secara otomatis Kimmich kemudian mengisi pos yang ditinggal oleh Lahm. Maka semenjak itu dia memiliki posisinya yang jelas, selalu mengisi skuat utama secara reguler dan menjadi andalan klub berjulukan Die Roten di posisi bek sayap.

Berkat permainan yang impressif yang ditunjukkan oleh Kimmich, maka tak salah sejumlah media di Eropa tak hentinya mengulas kepiawaiannya. Mereka menganggap bahwa tipikal permainan Kimmich merupakan perpaduan para legenda Jerman yang berposisi sebagai bek sayap seperti Andreas Brehme, Christian Ziege, dan Philip Lahm.

Kimmich disebut memiliki daya jelajah dan men-dribble bola bak diesel yang bertenaga merupakan 'titisan' Ziege. Saat ia membantu penyerangang ke pertahanan lawan, secepat kilat ia akan mampu kembali turun ke pertahanan sendiri saat lawan melakukan serangan balik. Kemampuan menghadang lawan pun dilakukan dengan tackling yang relatif bersih. Kalau ini merupakan ' titisan' Brehme dan Lahm.

Sebenarnya jauh sebelum media-media itu mengakatnya menjadi headline news, bakat Kimmich sudah diendus banyak orang, tidak terkecuali manajemen tim nasional kelompok yunior. Ia sudah bermain untuk tim yunior Jerman dari level U-17, U-18, U-19, dan terakhir U-21. Bahkan awal-awal kedatangannya ke Bayern, ia sudah mengambil hati Pep. Gaya mainnya menggambarkan filosofi bermain yang diinginkan oleh pelatih asal Spanyol itu.

Joshua Kimmich Makin Mengkilap

Belakangan peran utama Joshua Kimmich kembali ke posisi aslinya sebagai gelandang bertahan. Ia memang lebih suka bermain lebih ke belakang di depan garis pertahanan, seperti seorang regista di Italia. Kemampuanya ini persis dengan Andre Pirlo.

Oleh karena itu pelatih Bayern saat ini Hansi Flick, terkadang menduetkan Kimmich dengan Leon Goretzka atau Thiago Alcantara yang punya karakter lebih menyerang. Kombinasi ini terbukti sangat ampuh bagi lini tengah Die Roten.

Joshua Kimmich dari catatan penampilan di Bundesliga musim 2019-2020 telah bermain pada 29 laga, dia hanya sekali absen membela Bayern Munchen. Itu pun karena akumulasi kartu kuning.

Termasuk penampilan apiknya di laga melawan Dortmund, Selasa (26/5/2020) malam WIB dan pada laga pekan ini kontra Fortuna Duesseldorf. Sejatinya tidak mengejutkan. Sebab, pada musim 2019/2020, dia memang tampil sangat bagus. Joshua Kimmich telah mencetak tiga gol dan lima assist di Bundesliga.

Pemain kelahiran 8 Februari 1995 itu telah memberi Bayern kemenangan keempat secara beruntun saat Bundesliga kembali bergulir sejak ditangguh karena pandemi Covid-19, selain mengejar rekor gelar liga kedelapan mereka secara berturut-turut.

Kimmich tidak memperoleh semua ini secara instan. Dia memberi semua yang dia punya, dan dengan visi bermain jelas dari Hansi Flick ditambah rekan yang bisa diandalkan, Kimmich menjelma menjadi "Regista" sebagai sosok metronom di lini tengah Bayern Munchen.

Itulah, Joshua Kimmich yang bisa melakukan banyak hal tapi cerewet . Sampai kapan dia bisa terus konsisten? Kita lihat saja. **

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun