Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi | Muara Kasih Ibu

21 Maret 2019   15:31 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:42 40 2

Harus dengan cara bagaimana lagi, aku mampu melukiskan kesucian kasih yang begitu dalam untukku ibu. Hanya melalui tatapan netra penuh cinta, engkau alirkan desir-desir lantunan doa di setiap hembusan nafas pada jiwa yang butuh dekapan hangatmu. Untuk aku, anakmu.

Bentangan maaf seluas samudera, adalah penghargaan rasa terbesar dalam setiap kesalahan dari torehan luka bernanah yang sering aku ciptakan di hati raga rentamu. Meski sering kali derai tawamu menggema, manakala engkau melihat polah keusilanku, dan mungkin itu bisa sedikit melepaskan penat di hatimu.

Sepandai itu engkau sembunyikan letih yang mendera, melawan segala bentuk beban maha dahsyat yang menggerogoti waktu, tenaga dan jiwamu. Bahkan air mata adalah menu utamamu di sela pengorbananmu. Dan itu semua demi aku, anakmu, ibu.

Sehebat apapun aku mampu merangkai bait-bait keindahan aksara, itu akan menjadi bualan percuma saja seandainya bakti tiada bisa aku persembahkan dalam keagungan cinta kasihmu ibu. Jika ada kata yang lebih tinggi maknanya dari kata istimewa untuk kupatrikan di palung terdalam hatiku, kata itu yang akan aku pakai untuk menggambarkan jati dirimu ibu.

Engkau adalah malaikat bagiku, pahlawan yang nyata pada jengkal perjalanan hidupku, dan penasehat kesabaran pada jiwa rapuhku. Bentuk dari segala-galanya cinta yang ada di hatiku. Jelmaan dari bidadari tercantik yang selalu aku puja di setiap denyut nadiku. Kepada pelukan hangat kasihmulah tempatku bermuara. Terima kasih ibu, engkaulah surga bagiku.

Solo, 21 Maret 2019

BY. YOSH CECILIA

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun