Mohon tunggu...
Yosh Cecilia
Yosh Cecilia Mohon Tunggu... -

Lewat untaian aksara, lewat sebuah keagungan karya, semoga bisa membuka mata hati kita. Bahwa kita hidup selalu berkaitan erat dengan Tuhan dan sesama. Sejatine Wong Urip Iku Urup. Gusti mberkahi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Muara Kasih Ibu

21 Maret 2019   15:31 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Harus dengan cara bagaimana lagi, aku mampu melukiskan kesucian kasih yang begitu dalam untukku ibu. Hanya melalui tatapan netra penuh cinta, engkau alirkan desir-desir lantunan doa di setiap hembusan nafas pada jiwa yang butuh dekapan hangatmu. Untuk aku, anakmu.

Bentangan maaf seluas samudera, adalah penghargaan rasa terbesar dalam setiap kesalahan dari torehan luka bernanah yang sering aku ciptakan di hati raga rentamu. Meski sering kali derai tawamu menggema, manakala engkau melihat polah keusilanku, dan mungkin itu bisa sedikit melepaskan penat di hatimu.

Sepandai itu engkau sembunyikan letih yang mendera, melawan segala bentuk beban maha dahsyat yang menggerogoti waktu, tenaga dan jiwamu. Bahkan air mata adalah menu utamamu di sela pengorbananmu. Dan itu semua demi aku, anakmu, ibu.

Sehebat apapun aku mampu merangkai bait-bait keindahan aksara, itu akan menjadi bualan percuma saja seandainya bakti tiada bisa aku persembahkan dalam keagungan cinta kasihmu ibu. Jika ada kata yang lebih tinggi maknanya dari kata istimewa untuk kupatrikan di palung terdalam hatiku, kata itu yang akan aku pakai untuk menggambarkan jati dirimu ibu.

Engkau adalah malaikat bagiku, pahlawan yang nyata pada jengkal perjalanan hidupku, dan penasehat kesabaran pada jiwa rapuhku. Bentuk dari segala-galanya cinta yang ada di hatiku. Jelmaan dari bidadari tercantik yang selalu aku puja di setiap denyut nadiku. Kepada pelukan hangat kasihmulah tempatku bermuara. Terima kasih ibu, engkaulah surga bagiku.

Solo, 21 Maret 2019

BY. YOSH CECILIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun