Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gadget Pilihan

Sisi Lain Iklan Internet

2 Maret 2022   18:07 Diperbarui: 2 Maret 2022   18:16 481 3
Di era digital ini, keberadaan iklan menjadi satu hal tak terpisahkan dalam sebuah konten. Selain traffic kunjungan, iklan memang jadi elemen kunci dalam menarik profit, karena dari sanalah adsense didulang.

Sampai di sini, keberadaan iklan bisa dimengerti. Semua ingin mendapat cuan, dan ketika ada sarana legal untuk mendapatkannya, maka itu layak dimaksimalkan.

Masalahnya, semakin ke sini, keberadaan iklan itu semakin tidak terkendali. Dari jumlahnya yang semakin banyak, sampai bentuknya yang makin beragam.

Semakin ke sini, iklan-iklan itu semakin kelewat batas. Ada yang menutupi konten, ada yang menyatu dengan konten, misalnya iklan di konten video.

Jika konten aslinya berdurasi panjang, keberadaan iklan ini masih bisa diterima, karena masih wajar. Tapi, kalau konten aslinya berdurasi pendek, misalnya hanya 2 menit, tapi iklannya berdurasi 5 menit, ini jelas sulit diterima, karena sudah tidak wajar.

Oke, sang kreator mungkin akan berharap iklan di kontennya tidak di skip demi cuan. Tapi, penonton berhak ambil sikap, karena mereka datang untuk menikmati sajian konten, bukan menonton paksa iklan.

Bagian mengganjal lain soal iklan di konten video adalah, koneksinya yang selalu lancar jaya. Padahal, koneksi internet saat mengakses konten kadang tidak stabil, bahkan terputus-putus saat cuaca buruk.

Bukan cuma itu, koneksi lancar di iklan ini juga mampu menyedot cukup banyak data. Jika frekuensinya sering, saya bisa pastikan, selalu ada sebagian paket data konsumen, yang terpakai karena "dipaksa" mengakses konten video iklan, yang seharusnya boleh untuk tidak diakses.

Memang, mencari untung lewat media yang legal seperti iklan tidak dilarang. Masalahnya, itu menjadi ilegal jika dipaksakan dan merugikan.

Bentuk iklan lain yang cukup mengganggu adalah iklan "pop up" yang jika diklik memunculkan iklan-iklan lain. Dalam perkembangannya, "pop up" ini berkembang menjadi sarang "virus", entah berupa "phising" atau "adware", alias virus berwujud iklan.

Akibatnya, banyak gadget yang terinfeksi virus, hingga akhirnya mengalami kerusakan pada sistem perangkat lunak, dan ada juga yang data pribadinya dibobol.

Mengerikan.

Untuk mengatasi kekacauan ini ada satu cara, yang bisa digunakan untuk setidaknya mengurangi kerusakan, yakni memasang ad blocker, alias pemblokir iklan.

Ini cukup efektif di browser, tapi belum bisa digunakan di platform streaming. Untuk "mengamankan" platform streaming dari iklan, satu-satunya cara paling umum adalah membeli paket akses premium bulanan dengan harga beragam, tergantung platform streaming dan jenis paketnya.

Sebenarnya ini agak boros, karena konsumen dipaksa mengeluarkan dana lebih. Tapi, tak ada pilihan lain. Bayar atau diserbu iklan.

Keberadaan iklan di era digital memang menguntungkan bagi kreator, tapi bisa merugikan bagi banyak orang, termasuk si kreator sendiri.

Lebih jauh, jika ini terus dibiarkan, bukan kejutan kalau platform streaming akan bernasib seperti televisi di masa depan: ditinggal penonton karena terlalu banyak iklan tapi kualitasnya terus berkurang.

Dengan kemajuan teknologi yang serba cepat, mungkin kelak akan muncul alternatif baru yang lebih bersahabat, tapi masa edarnya bisa jadi lebih pendek, jika masalah serupa terus dibiarkan.

Sesuatu yang mendatangkan cuan memang menguntungkan, tapi ia bisa jadi bumerang jika tak terkendali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun