Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Warta dari Organ Organ yang Marah

10 Juli 2012   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 90 0
"resti" tiba tiba memanggil dari arah bawah...
"aku?" tanyaku
"iya kamu, siapa lagi? kenalakan namaku kaki, dan aku adalah kaki kananmu sebelahku ini kaki kirimu"

"hah? apa yang sedang kau lakukan dibawah sanah?" tanyaku dengan heran
"apa lagi? membantumu berjalan BODOH dan aku akan mengajakmu berjalan sambil berbincang bincang dengan rekan rekanku" sahut kaki kiri

"aku bingung! kau tidak hanya berdua rupanya, mereka  semua siapa?" tanyaku lagi dengan penuh keheranan
"lihat dia! itu yang ada di dalam tempurung kepalamu, dia itu si otak" pelan pelan si kaki kiri menjelaskan padaku
"emhh ok ok, hai otak! senang bisa bertemu denganmu malam ini" sapaku dengan sopan
"tidak usah banyak berbasa basi, kau tau fungsiku yang kiri kan? celanya dengan nada setengah tinggi...
"emhhh" aku menggaruk kepalaku

"fungsiku adalah hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika, Bagianku merupakan pengendali intelligence quotient (IQ), Daya ingat di bagianku ini juga bersifat jangka pendek, bahkan tentang fungsiku saja kau tidak tau"

"kalau tentang kawanmu aku tau sedikit" jelasku dengan hati hati

"coba jelakan?" sahut si otak kanan

"kau yang membantu aku bersosialisasi, berkomunikasi, berinteraksi, menyanyi, menari, berekspresi tubuh, melukis, emmhhh" aku mencoba menambahnya

"cukup!" kata otak kiri "owh begini caranya kau memperlakukan kami berdua, ternyata kau pilih kasih... kau tau banyak hal tentang si otak kanan, karena kau benci aku rupanya, ya kan? kau jarang menggunakan aku dengan baik, jadi buat apa aku memaksimalkan fungsiku untukmu"

"bukan, bukan itu maksudku  ......, emmhh aku harus memanggilmu apa? otak kiri? kiri? otak? emh ok, aku minta maaf! aku tidak suka menghitung" jelasku lagi terbata bata.

"sekarang giliran aku!" teriaknya dari tengah tengah mereka...

"biar ku tebak! kau jantung kan?" terkaku riang gembira

"bagaimana kau bisa tau?" sang jantung bertanya padaku

"iya karena...Serambi kanan dan serambi kiri, juga bilik kiri dan bilik kananmu terlihat jelas, waktu disekolah dasar aku belajar tentangmu

"apa lagi yang kau tau tentang aku?" tanyanya kecut

"kau memompa darah keseluruh tubuhku kan? dan menampungnya kembali setelah dibersihkan oleh organ paru-paru, pada saat itu juga kau menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuhku, benar kann???" ceritaku antusias

"kau sebut sebut namaku tadi?" seonggok paru paru pucat yang warnanya tak lagi segar menghampiriku

"emhh iya, tapi perbincanganku dengan sang jantung belum usai" nadaku dengan sedih, lalu ku pandang si paru paru pucat itu

"emhh kalau ku jelaskan apa gunaku untukmu, kau akan menyesal" kata si paru paru

"iya iya, aku tau kau datang untuk marah padaku kan?" tanggapku merasa bersalah

"si rokok! musuh kami semua, yang hampir setiap jam kau isap! kau sudah tidak butuh si oksigen ya? kulihat pagi hari kau lebih memilih mengisap si rokok dari pada mencari si udara segar untukku, bangunmu saja siang, belum lagi angin malam yang kau kirim karena kau begadang setiap malam, emmhhh" sepertinya si paru paru ingin menyampaikan banyak hal tentang kekesalannya...

"apakah kata maaf cukup untuk melegakan hatimu, paru paru" pintaku dengan lembut

"aku ini bagian dari dirimu, buat apa kau meminta maaf, aku mulai bosan berbicara denganmu" katanya tidak antusias

"emhhh, kali ini ijinkan aku bertemu dengan lambung, boleh kah?" sambil aku melihat semua organ yang bicara padaku tadi, wajah mereka terlihat sedih

"ya ada apa?" wajahnya rusak, bernanah, dan dibagian tengahnya menempel sesuatu, kata salah satu dari mereka nama sesuatu yang menempel itu adalah helicobacter pylori, dia adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya...

"wajahmu sungguh mengerikan, tiga tahun yang lalu pernahku lihat menggunakan alat canggih disalah satu rumah sakit, alat itu bernama Endoscopy dia merupakan alat untuk meneropong organ-organ dalam tubuh manusia tanpa sayatan, apa kabarmu?" pelan pelan dengan tenang aku mengajaknya berbincang

"kau masih berbasa basi tentang kabarku, manusia sekali kau ini, ayo lihat aku lebih dekat lagi... lihat wajahku! apa yang dikatakan manusia bergelar dokter itu benar, tak kau hiraukan kan? mereka itu tau banyak tentangku, kau acuh, kau sedih tapi kau sombong, sudah ku bilang aku tak suka asam! aku tak suka cabai, aku tak suka merica, aku tak suka rasa pekat, aku tak suka alkohol, apa kau lupa tentang ini semua, ku rasa kau habiskan banyak uang ayahmu untuk mengasuransikanku, itu semua tidak ada gunanya kalau kau tidak sayang padaku, aku sudah lama bersabar, apa kau tidak kasihan padaku? apakah selama ini jasaku kurang padamu...

"cukup cukup, sepertinya kau sudah tidak bisa menampung kejadian ini" jelas kaki kiri dan kanan

"sekarang kau boleh duduk dan beristirahat, kapan kapan aku akan mangejakmu jalan jalan lagi" kata si kaki kanan

belum sempat ku mendadahi semuanya... dan aku duduk.

aku hanya termenung melihat mereka semua begitu marah padaku...

harusku akui aku salah!

terimakasih organ organ yang sabar dan setia menemaniku...

terimakasih atas warta malam ini...

aku sayang kalian semua...

maafkan aku...

suatu hari nanti

mungkin

kita akan mengahiri kekesalan kalian ini...

- mungkin tahap pertama besok pagi aku akan jumpa dengan si udara segar! -
create by : restisenggamakata
twitter : @restisuntoso

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun