Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kejenuhan

6 Mei 2017   08:15 Diperbarui: 6 Mei 2017   09:02 161 1
Pernahkah kebisingan merangkum kebosanan ?.Asap-asap membuka pandangan dimana-mana.Pencakar langit enggan terdakiAtau gelegar kata telah terbungkam.Tiada nyaring tergema hingga seberang. Kejenuhan berkeliaran di lantai abu-abuSampai di bangunan yang terpenjaraInilah perkotaan... Sejenak aku berlarian dalam alam keheninganIngatanku mengibar di tanah-tanah berselimut airTentang sawah-sawah yang menguning, ladang-ladang sepi, atau percikan-percikan sungai desa. Aku melangkah sejenak di pematang Menyaksikan pejuang pangan yang mengelilingiMemandang gunung-gunung yang berombakKemerduan suara-suara ternak yang bersahutanLelambai dedaunan dihempas sepoiAtau suara-suara denting menyiram kerontang. Sekilas aku bercengkerama dengan merekaPara penduduk dengan pikiran-pikiran sederhanaTiada memaknai politik, ekonomi, sosial, maupun demonstrasiSebuah ketenangan yang melembayung jiwa. Aku mengabur ke gubugSampai senja menyemai ragaDengan renungan kata-kata puitis tanpa tersiratSeolah pesona sang cakrawala tiada meredaInilah pedesaan... Aku tersadar dari hayalan ituKebisingan masih menyertaikuBerlembar suara masih menggemaTerdiamlah dalam kejenuhan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun