Pernahkah kebisingan merangkum kebosanan ?.Asap-asap membuka pandangan dimana-mana.Pencakar langit enggan terdakiAtau gelegar kata telah terbungkam.Tiada nyaring tergema hingga seberang. Kejenuhan berkeliaran di lantai abu-abuSampai di bangunan yang terpenjaraInilah perkotaan... Sejenak aku berlarian dalam alam keheninganIngatanku mengibar di tanah-tanah berselimut airTentang sawah-sawah yang menguning, ladang-ladang sepi, atau percikan-percikan sungai desa. Aku melangkah sejenak di pematang Menyaksikan pejuang pangan yang mengelilingiMemandang gunung-gunung yang berombakKemerduan suara-suara ternak yang bersahutanLelambai dedaunan dihempas sepoiAtau suara-suara denting menyiram kerontang. Sekilas aku bercengkerama dengan merekaPara penduduk dengan pikiran-pikiran sederhanaTiada memaknai politik, ekonomi, sosial, maupun demonstrasiSebuah ketenangan yang melembayung jiwa. Aku mengabur ke gubugSampai senja menyemai ragaDengan renungan kata-kata puitis tanpa tersiratSeolah pesona sang cakrawala tiada meredaInilah pedesaan... Aku tersadar dari hayalan ituKebisingan masih menyertaikuBerlembar suara masih menggemaTerdiamlah dalam kejenuhan