Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Kita Harus Belajar Drama?

1 Maret 2021   07:25 Diperbarui: 1 Maret 2021   07:33 8911 17
Mengapa Kita Harus Belajar Drama?

Sebuah pertanyaan besar muncul saat anak-anak membaca materi baru bahasa Indonesia pada bulan Maret. Bab 8 Teks Drama.

Teks drama adalah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Ciri utama drama sebagai berikut: (1) berupa cerita; (2) berbentuk dialog; dan (3) bertujuan untuk dipentaskan.

Dalam tradisi masyarakat, drama memiliki istilah yang beragam. Pertama, sandiwara (pengajaran yang dilakukan secara tidak langsung, perlambang). Kedua, lakon (cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film). Ketiga, tonil (pertunjukan). Keempat, sendratari (serangkaian tari-tarian yang mengisahkan suatu cerita tanpa menggunakan percakapan). Kelima, tablo (drama yang diceritakan pencerita atau narator dengan pemain tanpa dialog).

"Pak mengapa kita harus belajar drama?" tanya salah satu anak didik saya.

"Nak, setiap materi bahasa Indonesia yang kita pelajari akan memberikan banyak manfaat kepada kita. Secara umum, manfaat belajar drama ialah (1) menambah pengetahuan, (2) terampil berbahasa, (3) membentuk karakter, dan (4) sarana hiburan," jelas saya waktu itu.

Sebenarnya, masih banyak manfaat yang didapatkan saat kita belajar teks drama. Namun, pada kesempatan kali ini, saya hanya akan membahas empat manfaat tersebut. Berikut penjelasannya.

1. Drama dapat menambah pengetahuan

Drama menyajikan sebuah fakta tentang kehidupan yang dikemas dengan bahasa fiksi. Berbeda ketika kita belajar materi sejarah atau biologi, fakta dalam teks drama bersifat implisit. Implisit menurut KBBI artinya terkandung didalamnya, tidak dinyatakan secara jelas.

Misalnya, drama tentang kehidupan seorang polisi. Pengetahuan tersebut akan kita dapatkan dalam percakapan dan tingkah laku seorang polisi. Saat belajar atau membaca drama tersebut, kita akan bergumam. "Oh, ternyata menjadi polisi itu tidak mudah" atau "Wah, kehidupan seorang polisi itu kompleks ya".

Nah, secara khusus, kita mendapatkan pengetahuan budaya dari sebuah drama. Sebagai manusia, kita wajib mengetahui tentang budaya. Mengapa? Karena dengan memahami budaya, kita dapat mengetahui hakikat kehidupan.

2. Terampil berbahasa

Melalui drama, kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga keterampilan berbahasa. Kita akan membaca naskah drama, menyimak pementasan drama, latihan drama, hingga menulis naskah drama sendiri. Selama masa pandemi, kita bisa menyaksikan penampilan drama dari video yang ada di Youtube atau aplikasi lainnya.

3. Membentuk karakter

Kita dapat belajar berbagai macam karakter atau sifat seseorang dari drama. Ada yang berani, malas, dermawan, hingga boros. Nah, dengan mempelajari drama, kita bisa memilih ingin menjadi karakter yang seperti apa. Dengan pendampingan dari guru, harapannya tentu saja kita dapat membentuk karakter yang bijaksana dan positif.

4. Sarana hiburan

Pernah menonton film komedi? Atau pementasan teater yang bikin kita berlinang air mata? Nah, drama ternyata bisa menjadi sarana hiburan yang edukatif. Kita bisa menikmati dialog yang kocak dari pemain drama. Bahkan, naskah drama yang kita baca dapat membuat hati tersenyum. Nanti, akan saya bagikan naskah drama yang menarik.

Dengan memahami manfaat drama, kita menjadi lebih semangat dalam belajar. Ada hal penting yang perlu kita pelajari dari drama, yakni unsur-unsur drama. Dalam buku bahasa Indonesia kelas VIII, unsur drama dibagi menjadi lima, yaitu alur, penokohan, dialog, latar, dan bahasa. Berikut penjelasan singkatnya.

Alur drama mencakup pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, dan penyelesaian. Berdasarkan perannya, tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dibagi menjadi empat, yakni tokoh berkembang (mengalami perkembangan watak atau nasib), tokoh pembantu, tokoh statis, dan tokoh serba bisa (misalnya, tokoh yang bisa menjadi raja dan pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya).

Dalam dialog, harus ada tiga elemen, yaitu tokoh, wawancang, dan kramagung. Contohnya:

Pak Yogs: "Ini hadiah untuk kalian yang rajin belajar." (sambil membawakan buku barunya)

Tokohnya, Pak Yogs. Wawancangnya "Ini...". Kramagungnya (sambil...)

Adapun latar dalam drama mencakup ruang dan waktu. Di naskah, latar ditulis dalam kramagung sedangkan saat pementasan latar dinyatakan dalam tata panggung dan tata cahaya. Unsur terakhir, yaitu bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi antar tokoh (berhubungan dengan kaidah kebahasaan teks drama).

Demikianlah, pembahasan pertama tentang teks drama. Semoga bermanfaat bagi kita. Salam hangat dan sehat selalu.

Referensi:

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima. (luring)

Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Kemdikbud.

Artikel ini ditulis oleh Yoga Prasetya, M.Pd (guru MTsN 1 Kota Malang)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun