Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Menjelang Sepi

16 Oktober 2020   07:00 Diperbarui: 16 Oktober 2020   14:34 147 7
"Bi, aku ijin mau nikah."

"Dengan siapa?"

"Elang."

Aku mengambil napas dalam-dalam, akhirnya waktu berpisah ini tiba. Sembilan tahun bukanlah waktu yang pendek untuk suatu hubungan. Akhir kisah yang sudah diperkirakan kedatangannya, tapi ternyata aku tidak siap. Seperti tersambar petir di siang bolong, menerima chat whatsapp ini.

"Bagaimana dengan anak?"

"Aku bawa, tapi bila kau mau ajak dia, setiap saat aku ijinkan."

"Aku belum siap."

"Nanti juga terbiasa."

Badanku serasa diguyur dengan air es, pandanganku sejenak terasa buram. Walaupun beberapa tahun lalu aku pernah menyuruhnya untuk segera menikah, mendengar kabar ini, aku benar-benar kehilangan. Kata-kata siap itu hanya ada di mulut, sepi akan segera menyelimutiku.

Saat hubungan ini dimulai, aku memang tidak bisa memberi kejelasan status, dia paham. Tidak ada pertengkaran hebat yang membuat semua berakhir, tapi dia memang harus melakukan jalan ini. Tidak adil membiarkan dia seumur hidup memiliki keluarga yang tidak bisa dicatatkan secara hukum.

"Bisakah kita bertemu sebelum kamu menikah?"

"Bisa, sekali saja dan setelah itu jangan ganggu aku."

"Oke."

Senyum itu akan segera menghilang, suara berisiknya tak akan lagi menghiasi hari-hari. Aku benar-benar kehilangan. Sepi akan segera menghajar, ini akan menyiksa. Aku masih berharap, ini tak akan benar-benar terjadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun