Puisi-Puisi Chairil Anwar: Antara Revolusioner dan Religiusitas
20 September 2020 17:58Diperbarui: 20 September 2020 18:141914
   Tak ada puisi-puisi penyair Indonesia yang paling banyak dihafal dan dibaca oleh khalayak, selain puisi-puisi Chairil anwar. Paling tidak setiap anak sekolahan di sekolah menengah pasti pernah menghafal puisi Aku, atau di setiap tujuhbelasan akan membaca dengan lantang puisi Kerawang-Bekasi. Larik-larik puisi Chairil Anwar pun telah abadi sebagai sebuah jargon, pepatah atau kata-kata mutiara. Misalnya, "Aku mau hidup seribu tahun lagi", "hidup hanya menunda kekalahan", "sekali berarti sudah itu mati", "Ayo, Bung Karno kasih tangan", "kami Cuma tulang-tulang berserakan", dan lain-lain.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.