Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Segitiga Kania

18 September 2022   10:35 Diperbarui: 18 September 2022   10:39 126 2
Di dalam kamarnya Kania melepaskan tangisnya yang ditahan-tahan dan perlahan mulai menemukan ketenangan emosinya. Dia selalu ingat petuah Jaka yang berkata padanya ketika luapan emosi meledak tak tertahan, Jaka biasanya mengambil air wudu lalu salat dan mengaji hingga sedihnya mereda. Katanya, mengaji itu seperti sedang curhat pada Allah atas semua hal yang terjadi di luar kendalinya, meminta Allah untuk menguatkan dan membesarkan hati. "Bahkan hal seperti ini pun dia dapat dari Jaka, bukan ayahnya yang seharusnya bisa mengarahkan dia" gumamnya ketus namun sambil perlahan membuka pintu kamarnya tepat di jam 03.00 menuju kamar mandi untuk berwudu. Ibunya yang sudah terbangun sedari 30 menit sebelumnya memperhatikan dari celah pintu kamarnya, "Kania tidak pernah kehilangan pegangan hidupnya, bahkan dengan semua gemerlap dan kerasnya hidup di Ibukota" gumamnya sambil tersenyum mendoakan segala kebaikan untuk putrinya. Sepagi buta itu Kania bertahajud lalu mengaji hingga parau suaranya dan tangis tenang datang padanya menjelang azan Subuh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun