Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ketika Pertama Aku Mengenalnya

7 Agustus 2011   13:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 141 0
"Assalamu 'alaikum Cungkring", Sapa pemilik akun Vina Vidi Vici dalam ruang chat di akun facebookku.

Namanya Fina. Dia anak sulung dari 2 bersaudara. Setamat SMA, karena kecerdasannya ia mendapat tawaran bebas biaya masuk plus gratis 2 semester pertama dari salah satu perguruan tinggi negeri di kota pelajar. Kesempatan emas pun tak disiakannya. Meski awalnya ia ragu apakah ia akan tahan menghadapi hari-hari perkuliahan. Wajar jika keraguan sempat terbesit diotaknya, betapa tidak sosok ayah sebagai pelindung keluarga kini telah tiada.

"Wa 'alaikum sayang"

"Heh, yg bener tuh jwbnya! ULANGI!"

'Wa 'alaikum salam warahmatulloh wabarakatuh bu guru.
Gmn tugasnya pak Yatno?"

"hampir slese kok. ni lg tek kirim ke e-mailnya beliau. km gmn kring?"

"krang kring krang kring. udh dbilangin jgn pnggil ak cungkring!"

"slh siapa cungkring.

wkwkwkwwkkwwkw"

"ah kau ini.

aku br aja krm ke imel beliau.

km ol dmn ndut??"

"warnetnya bang toyib. km drmh apa???"

"egag. d warnet jg.

km kamar brp??"

"9"

"heh, coba berdiri. tengok ke sebelah kanan!!!!"

Fani pun menuruti perintahku.

"Ciluuk...Baaaaaahhhhh", Aku mengejutkannya ketika kepalanya terlihat keluar dari bilik triplek pembatas kamar warnet bang toyib.

"Ihh dasar cungkring jelek!"

"Hahahahahahahahahahaa", tawaku melihat mimik wajah Fani yang ku kagetkan.
"Kirain kamu dirumah, eh ternyata disebahku. Tumben-tumbennya ol disini?

"Modemnya belum aku kasih makan Fan, lg boke", jawabku. "Eh, kamu udah slese belum? Aku mau off", lanjutku.

"udah. Udah. Ni jg ak mau logout"

Kami pun kembali ke hadapan monitor masing-masing. Namun sebelum aku logout akun fb ku, aku sempatkan untuk melanjutkan chatku dengan Fani.

"Fan, tu yg sama kamu sapa?? kok ak br liat??"

Aku menunggu jawaban Fani, namun ia tak menjawab chatku. Ya sudahlah, aku putuskan untuk me-logout ymail dan fb ku.

Namun tiba-tiba teriakan Fani mengejutkanku.

"Namanya Hanum Pan!!!! Naksir yah? Nanti pulang bareng aja. Nanti aku kenalin."

"Ih Fani, jangan keras-keras, ga enak kan sama yang laen", sambung wanita disebahnya.

Ah sial. Fani berhasil memerahkan mukaku. Betapa malunya aku.

*****

"Kamar 10 Bang", kataku kepada Bang toyib pemilik warnet "Korn Net" ini.
"Tujuh ribu tiga ratus Mas", jawab Bang Toyib.

"Kamar 9 sekalian Bang", kataku.

"Kamu mau bayarin aku?", Tanya Fani.

"Iya. Kenapa? Ga mau?", Jawabku sambil melirik Fani dan temanya.

"Yeee. siapa yang nolak? Aku kan cuma nanya", Jawab Fani.

"Kamar sembilan seratus tiga ratus. Jadi semuanya Enam belas ribu empat ratus", jawab Bang Toyib.

Aku pun menyodorkan selembar dua puluh ribuan ke Bang Toyib.

"Ga usah kembali Bang", Kataku kepada Bang Toyib.

"Makasih Bos", Jawab Bang Toyib.

"Yoi. Sama-sama Bang"

Kami pun bergegas meninggalkan Bang Toyib.

*****

"Katanya lagi boke, tapi pake acara bayarin segala. Kembaliannya ga diambil pula. Beuh", Bisik Fani ketika menuju pintu keluar "Korn Net".

Namun aku tak menggubrisnya. Aku menyikut lengan Fani. Kulirik wanita disebelahnya. Sepertinya ia paham maksudku.

"Eh, kenalin Pan. Ini Hanum. Temen kost ku. Anak FBS. Han, ini Pandu. Satu kelas sama aku.", Sepertinya Fani benar-benar mengertimaksudku.

Aku pun berkenalan dengan wanita yang terlihat anggun itu. Untuk pertama kalinya aku menjabat tangannya. Begitu halus. Sepertinya ia pandai merawat tubuh. Tidak seperti Fani yang tomboi ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun