Sejujurnya, tidak semua suku bangsa keturunan Tionghoa yang hidup beruntung. Tengok saja di kawasan Sewan, Tangerang, Anda akan menemukan orang-orang Tionghoa yang hidup dibawah garis kemiskinan. Tidak disana saja, di beberapa wilayah Jakarta juga terdapat kawasan Tionghoa miskin, apalagi di Kalimantan Barat.
Warga keturunan Tionghoa di Sewan, rata-rata tinggal di rumah setengah tembok atau bambu, berukuran minimalis atau sempit, dan dihuni hingga 3 keluarga. Ayah-ibu dengan dua anak dengan menantu dan cucunya. Mereka hidup dari bertani atau berladang atau sebagai nelayan.
Padahal mereka sudah hidup beranak pinak ratusan tahun, dan dikenal dengan sebutan Cina Benteng, karena mereka tinggal di dekat benteng yang dibuat pemerintah Hindia Belanda guna melindungi kota Batavia dari serangan kerajaan Banten.
Ironisnya, meski sudah tinggal disana ratusan tahun, mereka tidak pernah mengenal administrasi kependudukan maupun kepemilikan aset. Hampir sebagian warga Cina Benteng, belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sebagai tanda identitas penduduk, karena mereka belum pernah mengurusnya.