26 Desember 2020 07:42Diperbarui: 26 Desember 2020 07:47662
Di atas menara ini, aku melihat pohon besar berlubang. Sinarnya mendarat diatas keningku. Menyampaikan sebuah kecupan mesra dari seberang sana darimu. Kemarin, esok atau hari ini mungkin masih sama. Kita masih mendayu, menikmati alunan dawai nyanyian alam. Sayup masih terkenang perjalanan lintas jiwa. Dimana setiap kaca yang pecah direkatkan lagi. Meski belum sempurna bayangan dihadapannya. Setetes air yang diambil dari sungai, bisa membuat bekas pecahannya tidak terlihat. Dengan pecahannya saja, jiwa sudah bisa berkaca, apalagi jika utuh.
Sosoknya masih memandang dari kejauhan. Teriakanku sudah pecah di tenggorokan. Memanggilmu untuk segera beranjak mendekat kesini. Kutarik senar yang putus. Disambungkan agar bisa pergi jauh, menjemputmu untuk kembali.Â
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.