Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Narasi Sri Patmi: Teriakan Pecah di Tenggorokan

26 Desember 2020   07:42 Diperbarui: 26 Desember 2020   07:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di atas menara ini, aku melihat pohon besar berlubang. Sinarnya mendarat diatas keningku. Menyampaikan sebuah kecupan mesra dari seberang sana darimu. Kemarin, esok atau hari ini mungkin masih sama. Kita masih mendayu, menikmati alunan dawai nyanyian alam. Sayup masih terkenang perjalanan lintas jiwa. Dimana setiap kaca yang pecah direkatkan lagi. Meski belum sempurna bayangan dihadapannya. Setetes air yang diambil dari sungai, bisa membuat bekas pecahannya tidak terlihat. Dengan pecahannya saja, jiwa sudah bisa berkaca, apalagi jika utuh.

Sosoknya masih memandang dari kejauhan. Teriakanku sudah pecah di tenggorokan. Memanggilmu untuk segera beranjak mendekat kesini. Kutarik senar yang putus. Disambungkan agar bisa pergi jauh, menjemputmu untuk kembali. 

Setelah senar itu didawaikan, jangan panggil-panggil... 

Aku sudah melihatmu kembali...

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun