Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Percayakan Pada Yang Profesional, JNE

18 Januari 2022   04:18 Diperbarui: 18 Januari 2022   05:23 228 2
Percayakan Pada Yang Profesioanal, JNE.


Soetiyastoko


Pernah, 'gak, sih ? Kalian benar-benar menginginkan sesuatu, tapi amat sulit diwujudkan.

Akhirnya, kalian cari yang mirip. Kemudian setelah cari kesana-kemari 'gak ketemu juga. Sudah kontak kesana kemari. Hasilnya "zong" alias nihil.

Bersyukur aku dapat alamat pengrajin yang bisa mewujudkannya. Sayangnya dia tidak biasa bekerja dengan tembaga atau perunggu. Padahal itu yang kuharapkan.

Ada yang bisa, di pulau Lombok, tapi dia tidak mau mengerjakan order duplikat karya orang lain. Hanya mau memujudkan dari sketsa atau gambar baru dan asli. Bukan foto.

Akhirnya demi memuaskan impianku, aku bersepakat dengan pengrajin keramik dari Plered, Purwakarta.

Dia janjikan, nanti diglazzur-dilapis porselen sewarna tembaga, teksturnya pun akan tampak seperti jejak logam dipalu. Pokoknya bakalan keren.

Keuntungan dari bahan tanah liat, perawatannya mudah cukup dicuci dengan air. Tapi harus hati-hati. Resikonya pecah total atau "gumpil", cacat sedikit.

Biar aman dan tenang, patung duplikat itu, aku asuransikan. Itupun karena saran dari kolektor lukisan dan benda seni terkaya di kota-ku.

Tiga bulan, baru jadi. Kudatangi pengrajin itu di bengkel seni-nya. Dia benar-benar mewujudkan yang kuinginkan.

Kubayar lunas. Ngeluarin uang segitu, istriku pasti protes. Lebih baik disumbangkan ke panti asuhan. Yatim Piatu yang se-er-we dengan rumahku.

Artinya aku harus cari objekan yang hasilnya segitu. Lalu minta tolong dia, menyerahkan ke pengurus panti asuhan itu. Jika sudah begitu, istriku pasti memelukku dan seterusnya.

"Hobby, boleh-boleh saja, tapi  ngurusin anak yatim-piatu harus didahulukan, ..." kalimat itu selalu diucapkannya.

Sesungguhnya, terkadang aku jengkel dan merasa terusik, kesenanganku diganggu. Beruntung, aku tak sampai marah. Dipikir-pikir benar juga omongannya.

Termasuk komentar lainnya, kalau aku mau berangkat traveling dengan motor tua-ku.

Tapi yang ini ada tambahan,
"Sayang-ku, kamu punya mobil bagus, ... 'kok senang-nya naik scooter kemana-mana, .... 'Kok 'gak sayang badan, ... Keanginan, kepanasan, kehujanan, kedinginan, ..." , aku sudah hafal yang biasa diucapkan istriku.

Kerajinan keramik, duplikat patung tembaga bercampur perunggu yang kulihat di Berlin itu benar-benar mirip.

Sayangnya, hari itu belum boleh kubawa pulang. Masih-harus diglazzur transparan, dua kali lagi.

Tadinya, aku ngotot, selesai begitu saja. Tapi pengajin itu pun tidak menyerah. Belum tuntas, katanya.

Dia tidak  mau kerja asal-asalan. Ini soal prinsip katanya. Termasuk kebiasaan cara kerja dengan hati.

Dia, malah menambahkan, "Maaf, Pak ...." dia ucapkan nama lengkapku, termasuk gelar dan jabatanku. Dibacanya dari kartunama-ku.

"....maaf, kalau Bapak mau membawanya sekarang, lebih baik saya kembalikan uangnya dan saya tambah 25%, ..." , nadanya sopan namun serius.

Akhirnya aku menyerah. Anak buah-ku, tanpa kuminta, menyanggupi mengantarkannya ke rumahku. Saat pak pengrajin hebat itu berjanji, akan mengirimkannya lewat JNE. Ongkosnya dia yang tanggung.

Pengrajin ini bukan pengrajin yang biasa. Tapi seniman luar biasa. Aneh. Bukankah dia rugi, kalau membayarkan ongkos JNE.

Kasihan, dia. Tawarannya kutolak.

Jadilah JNE kehilangan order yang lumayan besar, termasuk pekerjaan mengemas yang rumit.

***

Hari minggu pagi sudah kusiapkan meja  berkaki rendah, berpelitur terang. Serat-serat indah kayu jati itu akan kontras dengan duplikat benda seni kelas dunia, yang bedanya ini dibuat dari lempung.

Kemungkinan sebelum jam 09 pagi sudah datang.

Tapi ini sudah jam 10:13. Kulepaskan charger dari gawai-ku. Kubuka, .....

Ada belasan panggilan tak terjawab. Ada banyak pesan WhatsApp. Salah satunya dari orang yang kutunggu. Anak buah-ku menejer distrik Purwakarta.

"Pak, sedan saya bagasinya  ringsek ditabrak belakang bus dari Cirebon. Di km 27"

Perasaanku tak karuan, ....

Coba kalau aku mau menurut saran seniman itu, dikirim lewat JNE. Mungkin tidak seperti ini jadinya.

Percayakan pada yang profesioanal, JNE.

***
JNE31tahun,
JNEMajuIndonesia
#jnecontentcompetition2021

***

Pagedangan, Jelang Subuh, Selasa 18 Januari 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun