Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Dua Teruna dalam Gulana

19 September 2021   20:21 Diperbarui: 19 September 2021   20:26 126 6
Dua Teruna Dalam Gulana

Karya : Septian D. Arianto

Malam dipandang hanya selimut kabut hitam
Yang menyelubungi dua jiwa dengan lara
Sementara siang datang dengan gemilang
Mereka sibuk menerka-nerka dimana pujaan

Kupandangi tegarnya tembok es perkasa diantaranya
Bagaimana ia dibangun dengan hati penuh asmara?
Aku sendiri saja bahkan tak mau menerkanya
entah mengapa dibangun terkapar di tengah gurun gusar yang merana

Kau dapati di sisi kanan tembok tegap berdiri
Ribuan mata sungai yang berderai-derai tanpa henti
Dari kelopak mata teduh hutan sang bidadari
Yang sebak dadanya bisa kau rasa sehingga nanti

Dan sementara di sebelah kanan pula
Gurun gersang yang mencekam sukma
Dipendari mentari yang menyulut cahaya
Berkobar lewat nadi pemuda penuh murka

Lantas mengapa, mereka enggan bertatap muka?
Bukankah dalam kenang masih mengigau asmara?
Dan mengapa malah membina tembok beku raksasa?
Bukankah keruntuhannya adalah sebuah harap yang dipinta nyata?

Sidoarjo, 19 September 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun