Mohon tunggu...
Septian Dwi Arianto
Septian Dwi Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis sekadar mampir

Seorang penulis berambut ikal yang sekadar mampir, lumayan suka mendengarkan musik random, dari Soul sampai Keroncong, pernah jadi Jurnalis waktu SMK, mari berteman di IG :@18septiandwi / @septian.d.arianto, DM yaa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dua Teruna dalam Gulana

19 September 2021   20:21 Diperbarui: 19 September 2021   20:26 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://pin.it/3ggLY9g

Dua Teruna Dalam Gulana

Karya : Septian D. Arianto

Malam dipandang hanya selimut kabut hitam
Yang menyelubungi dua jiwa dengan lara
Sementara siang datang dengan gemilang
Mereka sibuk menerka-nerka dimana pujaan

Kupandangi tegarnya tembok es perkasa diantaranya
Bagaimana ia dibangun dengan hati penuh asmara?
Aku sendiri saja bahkan tak mau menerkanya
entah mengapa dibangun terkapar di tengah gurun gusar yang merana

Kau dapati di sisi kanan tembok tegap berdiri
Ribuan mata sungai yang berderai-derai tanpa henti
Dari kelopak mata teduh hutan sang bidadari
Yang sebak dadanya bisa kau rasa sehingga nanti

Dan sementara di sebelah kanan pula
Gurun gersang yang mencekam sukma
Dipendari mentari yang menyulut cahaya
Berkobar lewat nadi pemuda penuh murka

Lantas mengapa, mereka enggan bertatap muka?
Bukankah dalam kenang masih mengigau asmara?
Dan mengapa malah membina tembok beku raksasa?
Bukankah keruntuhannya adalah sebuah harap yang dipinta nyata?

Sidoarjo, 19 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun