Mohon tunggu...
KOMENTAR
Edukasi

Mengajarkan Tata Krama Kepada Anak

14 November 2011   10:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 1123 0
Andi adalah anak yang aktif dan juga pintar. Usianya baru menginjak 5 tahun. Dia ingin tahu tentang apapun dan selalu bertanya bila menemukan sesuatu yang belum dimengerti kepada orangtuanya. Dia akan berhenti bertanya bila sudah puas dengan jawaban-jawaban dari banyak pertanyaannya Nah, yang menjadi kendala adalah Andi selalu bertanya dimana saja, kapan saja, tanpa mempedulikan kondisi dan lingkungannya.

Pernah satu kali Andi bertanya kepada mamanya yang pada saat itu sedang menerima tamu. Kebetulan Andi diurus sendiri oleh mamanya. Andi bertanya tentang hewan kumbang yang masuk ke rumahnya. Tanpa ragu dia bertanya dari namanya, jenisnya, bagaimana dia bertelur, makanannya apa, apakah menggigit dan sebagainya. Awalnya si mama mampu memberikan jawaban-jawaban singkat, namun rentetan pertanyaan yang berkembang membuat mama kewalahan. Kemudian mama meminta Andi untuk sabar sebentar lagi karena ada tamu yang datang. Tapi apakah Andi mau menerimanya? Tidak. Andi terus bertanya sampai akhirnya mama memarahi Andi dan mengatakan Andi harus berperilaku sopan kalau ada tamu.

Persoalan Sosial

Pernah bertemu dengan kasus seperti ini? Atau kasus-kasus lainnya yang menyangkut  masalah anak dengan perilaku tata kramanya. Seperti anak yang suka menyentuh barang-barang rumah milik orang lain bila sedang bertamu, anak yang suka teriak-teriak kepada orangtuanya,  anak yang menyapa orang dewasa dengan tidak pantas (‘hey’, ‘woi’, ‘eh’, dll), anak yang jarang mengucapkan kata terima kasih-permisi-tolong, dan sebagainya. Kami  percaya kita pernah menemukan kasus-kasus tersebut.

Perilaku anak-anak yang tidak memiliki tata krama ini bila tidak diatasi dengan bijak dan cepat, bisa menjadi salah satu persoalan sosial masyarakat yang lama-kelamaan akan mewabah. Sebagai bangsa Indonesia yang terkenal akan budayanya yang ramah dan ‘tepo seliro’, tentu ini akan membahayakan bagi generasi selanjutnya. Gambaran bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sopan akan hilang karena hilangnya tata krama dalam kehidupan bermasyarakat dan inilah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Kalau kita lihat kondisi nyata saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak sekarang mengalami kemunduran besar dalam hal tata krama dan sopan santun. Ciri khas bangsa yang terkenal santun ini perlahan-lahan berjalan menuju jurang besar kehancuran. Semuanya tergerus oleh karena ketidakbijaksanaan kita sebagai orangtua atau ‘caregiver’ anak dalam mengawasi penggunaan teknologi oleh anak dan juga karena kemajuan jaman yang semakin maju.

Ketidakbijaksanaan orangtua dalam mengawasi anak untuk penggunaan teknologi, mengakibatkan anak begitu mudah untuk mengakses internet dan kemudian menyadap budaya asing yang berseberangan dengan nilai hidup bangsa ini dan diterapkan dalam kehidupannya. Belum lagi ditambah dengan nilai-nilai yang muncul akibat kemajuan jaman dan menciptakan ‘trend’ dikalangan mereka. Anak-anak menjadi lupa akan jati diri bangsa ini yang menjunjung tinggi nilai tata krama.

Pekerjaan Rumah Bagi Orangtua

Sesuai dengan motto kami, bahwa segala sesuatu berawal dari keluarga, maka pekerjaan rumah ini harus dimulai dari keluarga. Sebagai komunitas kecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran penting untuk mengajarkan arti tata krama kepada anak-anak. Kita, sebagai orangtua harus mengajar anak-anak agar memiliki kedisiplinan dan tata karma karena ini adalah hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sebagai orangtua kita harus membimbing mereka untuk bertingkahlaku dengan baik dan mendorong mereka untuk memegang nilai-nilai tata krama sampai mereka memiliki keluarga sendiri.

Beberapa hal yang harus diingat untuk mengajarkan arti tata krama kepada anak:

1.Orangtua harus menjadi model

Setiap hari anak selalu bertemu dengan orangtuanya. Anak melihat dan belajar dari kehidupan orangtua. Mulai dari cara bertutur, berinteraksi, bertingkahlaku dan merespon, semuanya anak lihat dan dipelajari. Anak adalah peniru ulung. Mereka menyerap semua nilai tata krama yang ada dalam keluarga. Mereka hanya mencontoh dari ayah dan ibunya.

2.Orangtua memperhatikan lingkungan anak bermain

Lingkungan yang termasuk di dalamnya tentang apa yang mereka lihat, mereka tonton, dan mereka jalani sehari-hari. Karena bisa saja, ketika di rumah, orangtua sudah mengajarkan nilai kesopanan dan tata krama dengan baik,  namun ketika anak bermain diluar rumah, teman-teman atau orang sekitarnya justru mengajarkan nilai yang bertolak belakang dengan tata krama. Misal berkata-kata kasar (umpatan) dan juga berperilaku anarkis.

3.Orangtua melakukan dengan konsisten

Yang paling penting untuk kita lakukan sebagai orangtua adalah mengajarkan nilai tata krama ini secara konsisten. Mengajarkan tata krama tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu tahun. Ini berlangsung terus dan membutuhkan proses panjang serta konsisten. Satu hal lagi tentang prinsip konsisten. Sebagai orangtua, kita tidak bisa membiarkan anak berperilaku seenaknya di rumah lalu memintanya untuk memiliki perilaku yang berbeda di depan umum. Hal ini hanya akan membuat anak bingung. Kenapa di rumah boleh, dan di luar rumah tidak boleh?

Sekali lagi ini adalah tugas berat untuk mengajarkan arti tata krama dan kesopanan kepada anak. Namun, seiring waktu yang berjalan anak akan belajar banyak tentang kehidupan. Walau mereka mungkin sulit untuk memahami mengapa harus belajar tata krama, tapi kelak ketika dewasa mereka akan memahaminya.

Banyak pengalaman membuktikan, dimana orangtua tidak mengajarkan arti tata krama dan kesopanan, anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang susah diatur dan membangkang Sebagai orangtua, kita juga tidak bisa memaksakan tata krama yang mungkin memang belum dapat dilakukan oleh anak. Sekali lagi ini adalah proses panjang. Berikan mereka waktu untuk bertumbuh, ajar anak untuk berperilaku yang tepat di saat yang tepat, dan jangan berkecil hati bila mengalami kesusahan. Perlu dicatat bagi kita sebagai orangtua, setidaknya di sebagian besar waktu mereka, kita telah berupaya mengajar mereka arti tata krama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun