Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Aku yang Merindumu Menahan Sakit yang Melanda

2 Juni 2019   21:04 Diperbarui: 2 Juni 2019   21:27 36 2
Angin yang sepoi bersama sedikit gelapnya hari, menambah suasana dingin yang mencekam.  Disini di sebuah kedai kopi, ku pandang ke arah jalan sambil menikmati kopi, ku lihat dua orang insan muda yang sedang berpacaran, berantam tanpa alasan yang jelas sekejap ku lihat gadis itu menangis tanpa ada kata yang dapat terucao dari bibirnya ia berlari kecil hingga luput dari pandangan ku, lelaki yang membuatnya menangis tadi ku pandang dan kulihat dari raut wajah nya seakan ia menyesal membuat ku larut dalam kenangan sekitar 4 tahun yang lalu.  Aku sungguh dan sangat mencintai mu namun sekarang tak ada lagi kata itu, semua hal yang pernah kita lalui bersama hanya sebuah kenangan yang tak terlupakan. Selalu ku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar engkau dijaga,  dilindungi,  dan di beri kebahagian. Ribuan mil telah ku tempuh untuk melupakan mu namun apa daya kenangan yang kita lalui telah terukir dan menjadi sejarah di dalam jiwa dan raga.  Setiap detik telah berganti menjadi menit hingga ia menjadi jam namun takkunjung juga dapat ku lupakan akan diri mu, indah lembut senyum di wajah mu tak pernah dapat ku lupakan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun