Kita saling mengklaim bahwa kitalah paling benar dan merekalah yang bersalah, tapi coba lihat dari sudut pandang sebaliknya. Mereka pun melihat kita adalah yang paling salah. Teori tentang kebenaran, ayat-ayat kitab suci akan kita gunakan demi membenarkan apa yang kita lakukan dan menyalahkan apa yang mereka kerjakan. Pada dasarnya kita cuma sebatas menjustifikasi atau membenarkan ke-ego-an diri sendiri atau golongan kita! Harus kita ketahui, semua orang punya kebenarannya masing-masing, begitupun dengan agama, memiliki kebenarannya masing-masing. Tapi ketika kita hidup bernegara dan berbangsa, yang kita cari adalah suatu kebaikan bersama, tanpa mengklaim siapa yang paling benar.
Ternyata sebenarnya kita hanya mencari "siapa" yang salah, bukan "apa" yang salah. Ketika kita mencari siapa yang salah, kita cuma akan berkutat pada sebuah kompetisi siapa yang menang siapa yang kalah, yang mana itu tidak akan berkesudahan dan akan kontra-pendewasaan. Terkadang kita terfokus pada mencari "siapa" yang salah, agar kita dianggap pemenang. Maka coba tenangkan hati dan pikiran, untuk melihat "apa" yang salah. Bisa jadi yang salah ada pada diri kita sendiri.
Pada hakikatnya, pemilu kita untuk mencari orang yang pantas memimpin negara berdasarkan keinginan rakyat banyak atau suara terbanyak. Kalaupun ada kecurangan, buktikan melalui jalur konstitusional yg sudah disediakan. Kalaupun ditolak, berarti ada yang tidak memenuhi persyaratan bahwa ada kecurangan. Itu adalah sebuah pertanda kemajuan berpikir, karna kita menggunakan ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan masalah. Bukannya memaksakan kemauan golongan dengan cara brutal, dan memanaskan situasi dengan hasutan-hasutan. Apa bedanya kita dengan binatang ketika kita cuma menggunakan emosi dalam menyelesaikan masalah?
Kita lupa bahwa pemilu bukan bicara siapa yg menang, siapa yg kalah. Pemilu adalah milik rakyat Indonesia, pemilu bukan milik partai politik atau golongan tertentu, bukan milik Joko Widodo atau Prabowo Subianto, apalagi salahsatu agama. Seusai pemilu, pemenangnya adalah seluruh Rakyat Indonesia. Ingatlah bahwa kita lahir di rahim yg sama, yaitu rahim Ibu Pertiwi.