Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi | Aku, Wanita(mu)

15 Juli 2019   15:23 Diperbarui: 15 Juli 2019   15:28 51 2
Dulu ketika aku melihat pesona merah jambumu, aku terpikat.
Bagai sup di musim beku, aku ingin melahapnya dengan segera.
Selebihnya aku ingin menyisakan sebagian supku untukmu.
Sesuap untukku, sebagian kau habiskan saja.
Aku sudah cukup hangat melihatmu.

Samudera merah jambumu telah benar-benar menenggelamkanku
Membuatku sesak bahkan mungkin sebentar lagi aku sekarat
Kau tenggelamkanku sampai dasar samudera, kemudian kau tarik aku hingga angkasa
Kau timang-timang aku layaknya aku ini anak raja
Kau lemparkan rayuan, ku rengkuh dengan senyum menawan

Aku benar-benar diracuni pesonamu
Hingga aku lupa, jika bagaimanapun racun ia tetaplah yang mematikan
Benar-benar sekarat; seluruhnya dari diriku sudah berserakan
Tulangku sudah disajikan untuk pesta semalam
Hatiku sudah tak ada sisanya; sudah dilahap belatung

Wahai priaku yang terhormat, Aku ini wanita
Tulangku tak sekuat milikmu, namun jangan sekali kali kau ragukan hatiku
Hatiku boleh saja kau luluh lantahkan
Tapi ingat, aku lebih kuat dari sekedar baja yang setiap hari kau asah itu
Biarkan aku memenangkan pertarungan ini, jikapun aku kalah setidaknya aku sebagai wanita dipandang dengan dua mata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun