Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Bila Guru dan Ortu Kejepit Pertanyaan Sulit, Kiatnya?

21 Januari 2010   03:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 1108 0
"Udah akh jangan banyak tanya!",  "Rewel amat nanya melulu!",  "Cukup, cukup... lain hari aja.' Itulah beberapa contoh jawaban guru dan ortu yang tidak tahan jika terjepit pertanyaan sulit oleh murid dan anak. Karena tidak tahu jawaban, malu dikatakan bodoh, atau untuk sekedar membungkam pikiran kritis anak di bawah kekuasaannya.

Padahal ada cara mudah untuk lolos dari pertanyaan-pertanyaan sulit. Sesulit apapun!!! Bagi Anda yang belum tahu, ijinkan saya berbagi pengalaman pribadi dengan Anda. Kebetulan saya jebolan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) dan pernah mengajar les, kursus-kursus Bhs Inggris dan Komputer tahun 80an untuk kelas pribadi maupun di perusahaan-perusahaan.

Anak Kecil Butuh Guru Yang Menyenangkan, Bukan Pandai. Ini pegangan untuk setiap guru dan ortu. Bila mengajari murid TK dan SD yang penting curi hati mereka dulu. Buat mereka suka kepada Anda. Dan mereka akan lebih suka dan cinta kepada Anda. Anak seusia TK dan SD tidak peduli dengan latar belakang pendidikan dan prestasi Anda sebagai pengajar. Mereka hanya butuh diperhatikan dan disayang, titik! Ini teori paedagogik (ilmu mendidik) baku di sekolah dan bangku kuliah.

Maka kalau terjepit pertanyaan sulit cukup jawab dengan senyum dibumbui dengan kata-kata manis. Misalnya, "Oh yang menemukan pesawat terbang itu namanya, emmmm, besok deh Bapak kasih tahu.'

Kalau didesak, "Bapak tidak tahu?", bisa dibalas dg, 'Tahu dong sayang, tapi akan Bapak jawab sekalian dg sejarah hidup si penemu pesawat terbang itu, oke?". Hmmm, ngeles yang cerdas, halus, dan mulus bukan?

Langkah selanjutnya adalah harus cari tahu nama si penemu pesawat terbang dengan sedikit sejarah hidupnya sesuai janji. Besok hari, murid akan gembira dan puas dengan jawaban Anda seolah Anda guru yang sudah tahu betul si penemu pesawat terbang. Padahal baru tahu kemaren, kan? Hahahaha...

Anak Remaja Dan Dewasa Suka Kritis Dan Suka Menguji Kepandaian Guru.. Ini bedanya dengan anak TK dan SD. Mereka ingin tahu latar belakang pendidikan dan prestasi Anda. Penghargaan murid kepada guru tergantung tingkat kepandaian dan keahlian guru. Pada saat yang sama guru dituntut serba tahu, serba pandai, serba betul.

Maka kalo kejepit pertanyaan sulit harus dengan cara orang dewasa yang rasional dan terdidik. Umumnya para guru mencatat pertanyaan-pertanyaan sulit di buku catatan. Kemudian pada kelas berikutnya di hari yang lain akan dijawab, alias menggunakan taktik menunda jawaban. Ini memberikan banyak waktu bagi guru untuk cari tahu jawaban.

Akibat Pertanyaan Sulit Saya Ketiban Rejeki Tambahan. Saya sendiri pernah shock ketika tiba-tiba diminta untuk mengajarkan Program piranti lunak Time Line Project Manager. Waktu itu tahun 1986 saya jadi instruktur kursus private di luar jam kantor saya di Gedung Patra Jasa. Saya sedang beri kursus privat di sebuah perusahaan real estate di Buncit Jakarta Selatan. Kursus Komputer untuk pemula plus program Word Processor dan Worksheet bagi para karyawan. Fee-nya lumayan deh.

Eh diluar planning setelah kursus hampir kelar dua bulan, tahu-tahu para insinyur dan pimpiman proyek minta saya mengajarkan software project management bernama TimeLine Project Manager. Demi jaga wibawa, saya sanggupi. Sekaligus ini juga tambahan job dan income buat saya.

"Baiklah bapak-bapak dan ibu-ibu, " saya beri kesanggupan.
"Minggu depan kita atur waktu untuk belajar menggunakan sodftware project management," kataku dg mantap.
"Supaya lebih canggih lagi.' Saya paksakan tersenyum lebar, padahal jantung berdebar-debar kencang lho.

Bagaimana tidak? Saya belum pernah tahu TimeLine Project Manager seperti apa?. Juga belum paham managemen usaha real estate, manakala  saya baru saja manjat  dari  Office Boy menjadi Computer Programmer, di sebuah perusahaan di Gedung Patra Jasa Jakarta Selatan. "Wah, kudu puter otak! Gimana caranya yach?" berbisik hatiku dengan cemas-cemas tapi yakin bisa lolos.

Selesai kursus hari Jumat malam itu, langsung cari software plus buku manual untuk dipelajari. Ketemu. Sabtu dan Minggu ngebut pelajari software TimeLine Project Manager sendirian selesai jam kerja. Buku manualnya setebal 300 halaman. Bereeeees! Cukup dengan modal awal ngelotok 20 halaman pertama buku panduan, saya  siap jadi intruktur software project management. Sisa sekitar 280 halaman itu urusan belakangan.

Pas teng hari Senin mulailah hari pertama para karyawan real estate belajar TimeLine Project Manager. Saya ajari cara buka program, pilih menu, dan exit kalau sudah selesai. Tahap pertama saya atur agar input data entry nama-nama pegawai operasional agar TimeLine dapat hitung jam kerja mereka dan produktivitas mereka. Saya minta semua peserta lakukan data entry dengan data yang sama. Alias diulang-ulang. Ini pasti makan waktu padahal sesi kursus cuma 2 jam/hari.

Nah sementara peserta kursus utak-utik software baru. Saya lanjutkan baca buku manual. Tujuannya cuma satu; agar tahu lebih dulu dari murid. Juga siap-siap dengan pertanyaan sulit.Tahu duluan bisa direken pandai, kan? Apa boleh buat jadi guru/instruktur kudu nampak pandai, serba tahu, serba betul sesuai harapan masyarakat (saya suka ketawa sendiri kalau ingat tuntutan seperti ini).

"Pak, kalo bikin proyeksi dan buget gimana?' Nah lo, ini pertanyaan berat! Saya belum siap. Itu ada di halaman 100 ke atas.

"Sabar.... belajar dari dasar dulu, jangan lompat-lompat nanti pusing sendiri." Biasa gaya ngeles guru diterapkan.

"Nanti minggu ke tiga kita belajar bikin proyeksi, budget, progress report, dst, dst, oke?" Mantaaap, semua istilah2 teknis saya comot dari buku panduan supaya murid2 yakin saya sudah mahir banget TimeLine, (padahal hahaha....)

Seperti biasanya kalau ada pertanyaan-pertanyaan sulit saya catat dan saya tunda jawaban dengan berbagi cara yang samar-samar, seakan saya sudah tahu jawaban tapi belum ada waktu. Nyatanya sih, habis itu sibuk cari tahu jawaban dengan tanya teman-teman atau baca-baca buku. Biasalah, guru....

Walhasil dalm tempo dua bulan bereslah kursus project management dengan mulus. Kalau dipikir-pikir modal saya cuma tahu duluan sekitar 10 s/d 20 halaman  daripada murid-murid. Tahu duluan bisa dianggap pandai bukan? Dan hebatnya bisa jadi sumber pendapatan (income), bukan?

Nah kawan-kawan, mulai sekarang jangat takut dengan pertanyaan-pertanyaan sulit dari murid dan anak. Sudah tahu caranya, gampang, kan?

ADDENDUM: Oh ya nih, Kata Mba Mariska Lubis: Kalo mengajari anak tentang seks harap gunakan bahasa teknis, jangan lagi dengan perumpamaan seperti selama ini kita lakukan. Supaya anak-anak tidak cari tahu kepada orang lain nanti malah dapat info yang keliru.


*
*
Ragile, 21jan2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun