23 November 2020 14:18Diperbarui: 24 November 2020 22:361023
Mencintai memang tidak pernah menjadi sebuah kesalahan. Ia adalah jebakan yang patut dirayakan dengan sukaria, tidak tau akhirnya akan seperti apa. Adalah Anne de Bourgh, anak ke-3 dari 5 bersaudari yang paling tak bercela parasnya, kedua setelah kakak tertuanya. Batang hidung yang mungil, bibir yang penuh berwarna merah cerah, pipi yang ranum dan garis rahang yang menarik siapapun yang melihat. Ia tidak jauh berbeda dengan Jude, walau sikapnya bagai langit dan bumi. Jude sangat lembut, hampir seperti mengalus pada setiap pria yang diajaknya bicara. Ia juga terampil dalam segala hal yang – menurut mereka – wanita harus bisa lakukan – menjahit, memasak, membaca buku anak-anak dan memainkan alat musik untuk mengiringi pesta dansa kerajaan setiap 3 bulan selama hampir 1 jam penuh. Anne, berbeda. Anne seorang penganalisa. Sedikit galak, terlebih jika ia ragu dengan lawan bicaranya. Seorang yang suka berpetualang, kutu buku – William Shakespeare sudah pasti – penunggang kuda, dan memiliki semangat pendidikan dan harga diri yang sangat tinggi. Ibunya sering berceloteh tentang mencari pasangan hidup sejak setahun lalu, namun menurut Anne, hidup lebih dari itu. 1 kakak dan 2 adiknya yang lain menurutnya tidak jauh dari Jude, gemar menarik perhatian para lelaki disetiap mereka berjalan sore disekitar tempat mereka tinggal. Hanya saja, mereka sedikit lebih berisik.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.