Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ilmu dan Iman sebagai Solusi Penyakit Hati

3 Oktober 2022   22:13 Diperbarui: 3 Oktober 2022   22:25 118 0
Disebutkan dalam dalil naqli yang tertuang dalam Al Qur'an, bahwa jalan untuk menyembuhkan penyakit hati adalah dengan meninggalkan Nafsu Syahwat. Karena memang pangkal dari penyakit ini adalah syahwat itu sendiri. Berikut adalah metodologi untuk menyembuhkan penyakit hati.

Memiliki Ilmu dan iman.

Ilmu dan iman ini memiliki fungsi untuk menerangi hati, perumpamaan syahwat seperti layaknya kegelapan yang hanya mampu dihilangkan dengan cahaya. Satu contoh, semisal disaat ada perintah untuk mendirikan shalat, dan yang terbaik yakni dilaksanakan secara berjamaah, syahwat akan cenderung menghalang-halangi setiap muslim untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah.

Solusi yang bisa mengatasi masalah tersebut adalah dengan cahaya ilmu dan iman. Dengan iman dan ilmu akan muncul pemahaman bahwa setiap shalat yang dilaksanakan dengan jamaah, ia akan mengundang banyak pahala yang didapatkan.

Buah dari Ilmu dan Iman adalah Taqwa. Ilmu dan iman yang terus di hidup-hidupi dan istiqomah ada dalam diri setiap pribadi muslim, akan menghasilkan ketaqwaan. Pribadi yang senantiasa melaksanakan semua perintah Allah SWT, dan menjauhi laranganNya. Mencintai kekasihnya, nabi Muhammad SAW.

Tiada balasan atas ini semua kecuali surga, dan surga yang tertinggi adalah surga firdaus.  Dari adanya nafsu yang terus diperangi dengan iman dan ilmu, akhirnya si mukmin yg mengamalkan ilmunya tersebut akan mendapatkan kabar gembira mendapatkan hadiah Surga dengan segala kenikmatannya terus menerus.

Setelah menyatakan iman, orang mukmin akan mendapatkan ujian atas keimanannya, disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Bahwa ada lima jenis ujian yang akan didapatkan orang mukmin.

Pertama : Berhadapan dengan sesama orang mukmin yg mempunyai Sifat Hasud.

Hasud adalah merasa bahagia saat orang lain susah, dan sedih saat orang lain bahagia atau mendapatkan nikmat. Hasud ini bahaya, ia akan memakan semua amal baik dan menghilangkannya seperti api membakar kayu bakar.

Kedua : Berhadapan dengan orang Munafik.

Orang munafiq memiliki wajah yang banyak saat berinteraksi, berbeda antara apa yang diucapkan dengan apa yang ada dalam hati dan tindakannya. Ada tiga ciri yang menempel dalam diri orang munafiq, Saat bicara ia berbohong,  Ketika berjanji ia ingkar, Ketika  diberi amanah ia berkhianat,

Ketiga : Berhadapan dengan orang kafir yang memusuhi.

Sudah menjadi kepastian, mereka yang kafir akan berhadap-hadapan dengan mereka yang beriman, berbekal keyakinan dan pertolongan Allah SWT, pribadi mukmin akan semakin kuat dan mendapat kemenagan.

Keempat : Syaitan yang selalu menggoda dan menyesatkan.

Senantiasa memohon perlindungan Alloh SWT adalah pilihan terbaik menghadapi ujian ini, karena syaitan ada diposisi yang bisa melihat manusia, dan manusia tidak bisa melihatnya. Saat hati terus diisi dan dibimbing dengan iman dan ilmu, insha Allah manusia akan selamat.

Kelima : Nafsu yang menentang dengan tujuan kebaikan.

Posisi nafsu dalam proses kita beribadah kepada Allah SWT, ada pada sisi yang wajib diperangi dan ditaklukkan. Kecenderungan, nafsu mengajak kepada keburukan, dan kita akan selamat apabila memeranginya dan  mendapatkan pertolongan Allah SWT.

Penulis : Kyai Ma'shum Shobih, Pengasuh Ponpes Mambaussunnah Blumbangan Kebaman Srono Banyuwangi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun