Peran media massa sangatlah penting dalam kehidupan, karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan informasi. Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa pada dasarnya berfungsi untuk sebuah agen stabilitas serta agen pembaharu dalam semua aspek, karena tujuan media sendiri adalah menjadi media penyeimbang serta memberikan pengaruh terhadap publik atas informasi yang disebarkan.
Sebuah media massa pasti mempunyai sebuah ideologi yang mendasarinya, agar sistem yang diterapakan bisa sesuai dengan tujuan. Independent dan objektif dua kata kunci yang menjadi dasar dalam kegiatan jurnalistik. Independensi yang mengusung objektivitas dan netralitas telah menjadi standar baku dalam dunia jurnalistik untuk menuntun kinerja mereka. Selain itu, objektivitas juga bertindak sebagai penanda bagi profesionalitas media (McQuail: 1992). Media yang profesional tentu akan menampilkan liputan-liputan media yang objektif dan netral sehingga memiliki tingkat independensi yang tinggi.
Namun pada realita yang terjadi media massa cenderung bias dan tidak menuliskan fakta dengan benar. Seperti yang disebutkan oleh Dandhy Laksono dalam video "Watchdoc, Jurnalisme, dan Hoax" setidaknya ada lima kecenderungan bias dalam media massa yaitu: bias daerah padat penduduk, bias urban, bias hiburan (entertainment), bias bisnis, dan bisa politik. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Mahpuddin, 2019, sebelum informasi disebarkan kepada publik, terdapat dua kepentingan utama, yakni kepentingan ekonomi (economic interest) serta kepentingan politik (politic interest).
Political bias atau politic interest dalam media massa inilah yang menurut saya menarik untuk dibahas dan dikaji lebih dalam dalam essai kali ini. Karena political bias menjadi hal yang dekat dengan media massa kita saat ini khusunya televisi. Beberapa pemilik perusahaan media massa di Indonesia juga adalah seorang politikus yang mempunyai kepentingan tertentu.
Pasca reformasi tahun 1998 banyak pihak yang mendirikan Perusahaan media massa karena ada kemudahan dalam mendirikannya. Namun hal itu berdampak pada independensi media massa, pasalnya media massa cenderung dijadikan sebagai alat meraih kekuasaan oleh pemilik modal.Â