Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Negara Acakadoet dan Presiden Acakadut; Republik Boelboel [Pojok Kom a’ Dot – 07]

28 Mei 2011   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:08 152 0

Adalah teori dalam Mikro Ekonomi --- cerita mengenai Sub Normal, Normal dan Super Normal --- ternyata kini bisa dimasukkan dalam kasus Manajemen Kekuasaan.Termenung menghayati pendapat Pengamat Politik dari LIPI.Negara Acakadoet dengan Persiden Acakadut.Pertama-tama terbayang koreksi dan pandangan strategis Lurah Semar dengan Sang Cepot, anaknya.

Di Adegan Wayang Golek Tanah Pasundan, seperti juga Wayang Wong atau Wayat Kulit di mana pun; Punakawan memberikan nasehatnya pada kaum Elite --- untuk menyadari kesalahannya.Melakukan koreksi sebelum Mala Petaka akan menghancurkan Negara.

Krisis Leeeeeeeeeeeeee !

Cepot berkata : “ ….Sehibul Hikayat Den, bahwa menurut Teori Politik Kontemporer, bahwa Negara Acakadoet adalah Negara yang tidak mampu mengerti mengelola Sumber-sumber Daya yang dipunyai -nya--- tidak pula menguasai kemampuan untuk mengatasi ATHG.Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.Secara Ilmu Management, yakh, Mismanagement dan Waste melulu.Arang Habis Besi Binasa --- Rakyat mlongo !” Negaranya tiap hari hanya menimbun kekalutan………..”

Tanya Lurah Semar : “……….Kalau Presiden Acakadut ?”

Cepot menjawab : “ Presiden yang tidak kompeten memanage Sumber-sumber Daya dan mengatasi ATHG !Kesimpulannya Negara Acakadoet adalah Negara yang Sub Normal …………dan Presiden Acakadut-nya punberkategori dengan kompetensi dan Kinerja Sub Normal pula !”

Petruk Kanthong Bolong bertanya : “Apakah Negara Astina Negara Acakadoet “

“Tidak, Astina bukan Negara Acakadoet --- ia tergolong Negara Super Power, karena Negara itu diperintah oleh Maharaja Suyudono yang dibantu oleh Para Jenderal-jenderal dan Teknokarat yang berkompetensi dan ber-kinerja Super Normal, seperti Rsi Bisma, Raden Aradea alias Karna serta Prabu Salya, dan lain-lain……….. mereka fokus pada Perang Baratayudha Jaya Binangun ! ”

Sang Arjuna, satria Madukara bertanya : “ Astrajingga, bagaimana dengan Kerajaan Amarta ?”

Sama Den, Kerajaan Amarta adalah Negara Super Power --- karena mensejahterakan Rakyatnya, membina Kekuatan Balad Raja di Raja dengan seksama --- makmur cukup sandang cukup pangan untuk para Kawula, serta menguasai Ilmu Diplomasiyang mumpuni dibawah arahan SangMaharaja Prabu Kreshna……….Tidak sejengkal pun wilayahnya boleh diagresi kedaulatannya …………. Ratu Amarta adalahSuper Normal”.

Arjuna dan para Ponggawa terpana dan merenung.

Dewi Sumbadra alias Rara Ireng ikut bertanya : “ Cepot, Madukara adalah Kerajaan Sub Normal --- karena saat ini mengalami wabah penyakit, kurang makan dan gizi, serta wabah korupsi-Kolusi dan Nepotisme --- para pengibul dan para teroris merajalela setiap hari mengobrak-abrik kerajaan.Apakah bisa diselamatkan sebelum Perang Barata Yudha ?Yang pasti akan menjadi Krisis Besar terhadap kekuatan Para Pandawa ?”.

“ Ampun Den Dewi ………..adalah kisah sebelum para Punakawan mampir ke mari, beta bertemu dengan Resi Manumayasa ……………yang berperawakan dan berwatak-kan Sang Satria Arjuna di masa tua ………………….Sang Resi memberikan wejangan agar Para Punakwan segera ke Madukara untuk membantu menyelamatkan Kerajaan ……………Resi Manumayasa adalah cicit Batara Brama …………….untuk keselamatan Madukara dan kemenangan Pandawa dalam Baratayudha beliau meng-amanatkan : hukum mati para koruptor sebagaimana dilakukan pada para teroris --- ancaman bencana terhadap Negara sama saja;mereka adalah ancaman nyata terhadap Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab !”

Dewi Sumbadra memalingkan wajah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun