Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cinta dan Perundungan dalam Lorong Waktu

21 Juli 2023   06:53 Diperbarui: 22 Juli 2023   15:35 297 22
Cinta dan Perundungan Dalam Lorong Waktu.

Sejak kelas 1 SMP aku merasa ada perubahan fisik dan juga psikis pada penampilanku. Ini kurasakan ketika aku bertemu dengan seorang gadis cantik.

Perasaanku selalu bergetar jika bertemu dengan sosok perempuan cantik yang memancing gairah, walaupun aku tidak mengenalnya.

Gairah yang mendorong aku suka bersolek, memperbaiki penampilan, dan gairah ingin menonjolkan sesuatu agar lawan jenis terpikat.

Sedangkan dari segi fisik, bulu-bulu tipis mulai tumbuh diatas bibirku, walaupun hanya setipis lugut, akupun sudah mimpi basah.

Bila seseorang dikatakan naik bujang, atau beranjak dewasa, proses tumbuh semacam ini terus mengikutinya. Bisa juga disebut sebagai masa Pancaroba. Pengetahuan ini kudapat setelahnya dari temanku yang dewasa.

Sewaktu aku naik kelas 2 SMP, ada gadis kecil diterima disekolahku, namanya Yeni, lengkapnya Yeni...ah sudahlah itu tidak penting.

Kecantikannya 11-12 dengan bintang film terkenal saat itu, Ita Mustafa, ruang kelasnya persis bersebelahan dengan kelasku.

Yeni inilah yang membuatku selalu bergairah untuk semangat bersekolah. Karena dialah, penampilanku jadi berubah, aku mulai suka parfum, baju selalu disetrika, dan taklupa memoles rambut dengan pomade Brisk.

Wes...pokoke istilah sekarang keren, anak cowok sekarang sudah jarang kulihat, bahkan sudah tidak ada lagi yang memakai pomade, kecuali sebagai make-up tambahan untuk tampil dipanggung, seperti panggung musik, cosplay, dan lain-lain.

Saat istirahat sekolah, dari kejauhan aku selalu memperhatikan gadis kecil ini, seperti cara jalannya, senyumnya, tingkah lakunya, cara bicaranya, pokoknya segala apa yang dilakukannya, dalam pandanganku seperti mekarnya sekuntum bunga mawar merah ditaman Surga.

Bisa dibayangkan begitu cantiknya dia...

Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Entahlah...

Kontrasnya, akupun sekelas dengan orang yang membuatku tidak nyaman dalam bergaul, bahkan aku bisa dikatakan fobia terhadap anak ini.

Tampilannya seram, bola matanya besar, kalau bicara suaranya serak dan kasar, intonasi suara hanya berputar-putar didalam rongga mulutnya saja, kurang jelas, liurnya meleleh disela-sela bibirnya, dan giginya segiempat besar-besar!

Pokoknya tipikal anak brandal jaman dulu. Suka memalak teman-teman sekelas, termasuk aku sebagai sasaran empuk!

Ya, nama panggilannya Kahar...sedang nama lengkapnya...ah kurasa ini juga tidak penting.

Kahar sering membuat aku gugup, aku tidak pandai bergaul, bisa dibilang aku anak yang introvert, jadi sering menghindar kalau bertemu dengan teman sekolah, apalagi dengan Kahar, aku selalu ambil jarak.

Sengaja kuceritakan dua kutub yang berlawanan, karena dua faktor inilah yang terus membekas sepanjang hidupku...
***

Setiap senin pagi, sebelum masuk sekolah, ditempat kami selalu diadakan senam pagi. Senam pagi yang diikuti seluruh siswa, tanpa kecuali.

Itulah kesempatan terbuka bagiku untuk memperhatikan si gadis kecil yang cantik itu, karena posisi baris depan selalu diisi oleh siswi perempuan.

Sedangkan aku memilih posisi paling belakang, aku tidak mau berdekatan dengan Kahar yang ada ditengah.

Karena gerak senamnya menurutku sangat menakutkan, matanya melotot kiri kanan seperti hendak mengancam.

Aku juga heran dengan diriku, kenapa aku tidak bisa memaknai atau memaksa, untuk mengolah pandanganku menjadi positif tentang sosok yang satu ini?!

Karena apapun yang dilakukan Kahar, menurutku membahayakan diriku!

Sebalikanya apapun yang diperlihatakn Yeni padaku, selalu membawaku berkhayal seperti Pangeran yang siap melindunginya...

Saat senam pagi dimulai, dengan iringan musik yang sudah kudengar berulang-ulang.

Pandangan matakupun tidak pernah lepas dari gadis kecil itu, walaupun jaraknya agak jauh.

Tapi semua terasa sangat dekat, karena halusinasiku mengolah sosok  gadis kecil tersebut menjadi dekat, iya...Yeni dekat sekali...

Akupun terasa melayang-layang...karena mabuk kepayang. Sampai gerak senamku terasa aneh...gerak senam yang menyerupai tarian burung Enggang, berputar-putar pada satu titik, malah menjadi tidak seirama, terlihat aneh...

Hari itu, setelah pelajaran pertama dan kedua selesai, semua siswa biasanya memanfaatkan jam istirahat untuk bermain dengan sahabatnya masing-masing.

Sedangkan aku, waktu istirahat yang hanya 30 menit, kugunakan untuk menunggu Yeni lewat digang belakang sekolah, biasanya ia bersama temannya berjalan melintasi gang tersebut, untuk jajan dan setelahnya duduk-duduk dibangku, dibawah pohon kersen itu.

Tapi apa lacur, sampai sepuluh menit berlalu, dia tidak tampak seperti apa yang kuharapakan, aku mulai gelisah.

Sering aku berpapasan dengan dia saat lewat lorong sekolah, aku selalu gugup dan salah tingkah. Padahal Yeni samasekali tidak mengenalku. Hanya saja aku yang selalu berhalusinasi, bahwa dia mengenalku dengan baik.

Setelah putus asa dari penantian gadis tersebut...eh yang muncul malah si Kahar yang terus berjalan mendekat padaku!

Aku hanya bisa terdiam, kakiku-kaku, kuku-kuku jari tangankupun terasa linu, semua terbelenggu...

Dia terus berjalan dengan langkah yang sedikit terseok, karena bentuk kakinya melengkung seperti huru 'O', setelah ku googling, kondisi kaki seperti itu namanya 'genu varum', akibat kekurangan vitamin 'D'.

Jika bertemu dengan Kahar, level gugupnya sama ketika aku berpapasan dengan Yeni dilorong sekolah.

Untuk hari ini, seperti biasa Kahar minta jatah preman dariku, dan aku tidak bisa menolak.
***

Waktupun berlalu begitu cepat, beberapa bulan lagi kami akan mengakhiri pendidikan disekolah menengah pertama ini.

Aku bersyukur akan berpisah dengan Kahar, sosok yang sangat mengganggu dalam aktivitas keseharianku disekolah, bahkan teringat terus walau sudah sampai dirumah.

Dan disisi lain aku berat berpisah dengan Yeni, gadis kecil yang menyemangatiku bila berada disekolah. Menyemangati jiwaku walaupun hanya memandang sekejap dari sebelah ruang kelas.

Keadaan jiwaku yang ambivalen dengan dua sosok yang berbeda ini, kadang datangnya bergantian, kadang berbarengan, sampai membuat aku ketitik katarsis, melepaskan tekanan emosi dengan cara berlari sekencang-kencangnya ketika pulang sekolah...

Rumahku memang tidak jauh dari sekolah.

Suatu ketika aku membulatkan tekad membuntuti Yeni ketika pulang sekolah. Aku ingin tahu rumahnya, karena sewaktu berangkat sekolah, dia diantar Ibunya, kadang berangkat sendiri jalan kaki.

Berarti rumahnya tidak jauh dari kampung sebelah...

Menurutku, untuk mengetahui rumahnya adalah hal penting. Siapa tahu aku bisa lebih dekat dengan keluarganya. Dan selanjutnya semua akan terbuka lebar...

Lonceng penanda pulang sekolah berbunyi. Akupun bersiap-siap membuntuti Yeni, membuntuti dari jarak selemparan batu.

Perasaan hati selalu deg-degan, aku berharap dia tidak mengetahui hal ini...
Baru saja fikiranku melayang kemana-mana, gadis kecil itu menengok kebelakang, dan mengamatiku penuh curiga!

Dia pantas curiga, karena jalan tembus setapak yang kami lewati, hanya ada aku dan dia. Sedang dikiri-kanan ada kebun milik penduduk yang ditumbuhi tanaman berjejer rapi.

Entah apa yang dilihatnya. Apakah langkahku yang kaku menjadi terlihat menakutkan?
Atau dia melihat sesuatu yang lebih seram dibelakangku?
Tak ayal lagi dia berlari sekencang-kencangnya meninggalkanku!

Aku mulai ketakutan sendiri, rencana semula untuk mengetahui rumahnya gagal total.

Belum sempat aku melangkah untuk beranjak pulang...tiba-tiba Kahar muncul dari sela-sela kebun singkong dengan 'Palu Gada' digenggamannya!

Matanya melotot, karena matanya memang besar, liurnya meleleh disela-sela kedua bibirnya...sambil menyeringai dia berjalan mendekat kerahku, perlahan tapi pasti.

...Kahar selalu menakutkan, apalagi sekarang ia tiba-tiba keluar dari lebatnya kebun singkong, sambil membawa senjata mirip senjatanya Bima, yang dipakai membunuh Duryudana dalam perang Barathayuda.

Berarti Kahar sangat dendam dan mungkin akan membunuhku!...

Memang kabar selentingan sudah kudengar, katanya si Kahar juga ada hati dengan Yeni si gadis kecil, yang tadi baru saja lari terbirit-birit karena ketakutan kubuntuti...mungkin Kahar cemburu berat padaku...

Aku membatin..."Wah tamat sudah riwayatku hari ini!"

Kahar sudah sangat dekat, bahkan sudah face to face.

Saat itulah dia menghujamkan palu gadanya ketubuhku!

Aku tidak bisa menghindar, aku tidak bisa melangkah, lututku lemah dan seperti terbelenggu, aku hanya berteriak, "Tooollooooooong!!!"

Pada saat antara "hidup dan mati" itulah, aku terjaga dari tidur siang yang melelahkan...

Disamping dipan, anaku berteriak sambil memegang pundaku, "Papaaa!  Papaaa!  Banguuuun!!!"
Dia kawatir melihat tubuhku bergerak-gerak diatas kasur sambil merintih seperti melawan sesuatu...
***

Bagiku ini mimpi buruk, mimpi buruk disiang bolong. Lompatan waktu, yang membawaku mundur 45 tahun lebih kewaktu lampau...

Sedang pelaku dalam cerita ini masih kuingat, mereka berdua memang pernah meninggalkan titik merah dan bercak hitam dalam hidupku...

Tamat...


Penulis, Mohammad Topani S


#cerpenbebas
#pulpen
#sayembarapulpen



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun