sunyi itu duduk di sampingmu. Membacakan cerita yang kau mau. Tentang api yang padam sebelum air berhasil dididihkan. Sementara ujung lidahmu sudah membayangkan cecapan kopi berlelehan. Juga tentang sepasang merpati yang terbang berpasangan. Lalu pulangnya sendirian.
Jika kau menemui pagi bertamu ke rumahmu. Sembari membawa serta beberapa embun yang memasang mimik lucu. Padahal ini masih dinihari pukul satu. Maka kau sebenarnya sedang berhadapan dengan malam yang kesiangan. Dan kau kegirangan. Karena beberapa kenangan usang begitu saja terlewatkan.
kau lupa. Kenangan itu menua dengan sendirinya. Tapi tidak lantas terhapus begitu saja. Suatu ketika kau akan menemuinya lagi seperti deja vu. Di saat kau justru sedang melupakannya satu persatu.
OKI, 12 Oktober 2018